JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Menjelang puasa, umat muslim selalu antusias bertanya apakah hilal sudah terlihat?
Pertanyaan tersebut memang lumrah, karena dalam Islam untuk menentukan awal Ramadan, Syawal, dan Dzulhijjah harus dengan hilal.
Lantas apa pengertian dari hilal?
Menurut Sains
Hilal adalah bulan sabit muda pertama yang dapat dilihat setelah terjadinya konjungsi (ijtimak, bulan baru) pada arah dekat matahari terbenam yang menjadi acuan permulaan bulan dalam kalender Islam.
Menurut keterangan tertulis kominfo.go.id, terdapat beberapa istilah yang digunakan di Indonesia dalam menggambarkan atau menamai posisi hilal.
Hilal pada umumnya berada tegak dan terlihat sebagai bulan sabit yang tipis.
Namun tidak menutup kemungkinan hilal dapat berada sedikit ke atas atau berada sedikit ke bawah.
Menurut Dalam Bahasa Arab Hilal terbentuk dari 3 huruf asal, yaitu ha-lam-lam, sama dengan nasal terbentuknya fi’il (kata kerja) dan tashrif-nya. Hilal diartikan sebagai bulan sabit atau bulan muda yang terlihat pada awal bulan dalam sistem kalender islam.
Menurut Islam
Hilal diartikan sebagai bulan sabit atau bulan muda yang terlihat pada awal bulan dalam sistem kalender islam.
Hal ini juga ditegaskan dalam surat Al Baqarah 189 yang memiliki arti:
“Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadah) haji; Dan bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah dari belakangnya, akan tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang yang bertakwa. Dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintunya; dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung”
Seorang astronom amatir, Marufin Sudibyo menyebutkan bahwa melihat hilal dinyatakan secara tekstual dalam sabda Nabi Muhammad SAW:
“Berpuasalah (dan berhari raya) karena melihat Hilal. Jika tidak terlihat maka genapkanlah”
Dengan landasan tersebut maka rukyatul hilal (observasi Hilal) dianggap sebagai ibadah. Selain menentukan awal bulan kalender Islam, hilal juga menentukan awal dua hari raya. (cr09)