Setiap ada kesempatan, Kasiran mau jadi tenaga “outsorsing” tanpa upah. Lebih tua sedikit darinya nggak masalah, sebab sebagaimana kata Pak Bendot Srimulat, “Yang penting rasanya Bung.....!”
Ny. Rukiyah sendiri sangat menikmati jamu “godong lingga” dari tetangga itu. Dan ketika anak sendiri mulai nyinyir atas kelakuannya, Ny. Rukiyah jadi nggak nyaman.
Cuma yang berlawanan dengan logika, yang nyinyir anak-anaknya, kok kemudian Rukiyah malah menyuruh Kasiran untuk memberi “pelajaran” pada suaminya, Hambali.
Dan rupanya Kasiran sendiri setelah terbius oleh kata-kata Rukiyah jadi kehilangan daya nalarnya. Bukannya berterima kasih pada Mbah Hambali yang telah melakukan pembiaran atas perselingkuhan itu, malah mencoba untuk memberi “pelajaran” pada si kakek.
Dan benar saja, saat Mbah Hambali sore-sore nyantai di terar rumahnya, tahu-tahu diserang oleh “teroris” rumahtangga itu dengan tusukan pisau.
Tentu saja Mbah Hambali ambruk dan Kasiran pun ditangkap. Teroris rumahtangga ternyata akiunya juga jongkok. (Gunarso TS)