Waketum MUI Tidak Setuju Agar Ada Pembacaan Doa Semua Agama di Setiap Acara

Selasa 06 Apr 2021, 16:50 WIB
Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas. (ist)

Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas. (ist)

Waketum MUI Tidak Setuju Agar Ada Pembacaan Doa Semua Agama di Setiap Acara

 

JAKARTA, POSKOTA,CO.ID - Wakil Ketua Umum (Waketum) MUI Anwar Abbas tidak setuju dengan pendapat Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas agar pembacaan doa semua agama di setiap acara, termasuk di kegiatan di Kementerian Agama.

"Bagi saya sesuatu itu ada tempatnya. Di daerah dan atau di tempat yang orang Islam banyak disitu ya silahkanlah  doanya menurut agama Islam dan yang non-Islam menyesuaikan diri untuk juga berdoa menurut agama dan kepercayaannya masing-masing, " terang Anwar yang dihubungi di Jakarta, Selasa (6/4/2021).

Anwar Abbas yang juga pengamat sosial ekonomi dan keagamaan menambahkan, di Bali karena disana mayoritas penduduknya beragama Hindu, ya silahkan doanya dipimpin oleh tokoh dari agama Hindu, dan yang non Hindu menyesuaikan  dengan agamanya masing-masing. 

"Kalau di Nusa Tenggara Timur (NTT) silahkan  doanya dalam agama Katholik dan di Sulawesi Utara atau Papua dengan agama Kristen Protes Protestan dan  dari agama lain dipersiapkan juga sama berdoa menurut ajaran agamanya masing-masing," kata Anwar.

Menurut dia, seperti itulah kita menegakkan dan menghormati demokrasi dan toleransi. "Jadi pelaksanaan dan  implementasi kata toleransi itu tidak harus seperti yang dikatakan menteri agama,"  papar Anwar.

Ia menjelaskan begitu juga di dalam memberi salam silahkan yang bersangkutan memberi salam sesuai dengan salam yang diajarkan oleh agamanya, dan tidak usah orang Islam menyampaikan salam dalam bentuk salam dari agama lain.

"Begitu pula sebaliknya orang Hindu silahkan menyampaikan salamnya sesuai dengan salamnya orang Hindu, dan tidak usah menyampaikan salam seperti salamnya orang Islam,  atau salam dari agama lain, sehingga  kita tahu yang bersangkutan itu agamanya apa,"  tandasnya.

Anwar menandaskan kata toleransi itu baru punya arti,  dan punya makna tanpa ada keterusikan teologis pada diri kita masing-masing. Persatuan dan kesatuan itu tidak harus diwujudkan dengan menampilkan atau  mensinkretikkan ajaran-ajaran agama yang ada.

"Jadilah muslim yang baik dan kalau dia Kristen dan Katholik serta Hindu dan Budha, serta Konghucu jadilah mereka orang-orang yang baik, sesuai dengan ajaran agamanya masing. Begitulah seharusnya kita hidup beragama dan berpancasila di negeri yang hukum dasarnya adalah uud 1945, " Anwar menambahkan.

Sebelumnya, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas meminta agar setiap kegiatan Kementerian Agama (Kemenag) tidak hanya diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an. Yaqut ingin agar semua agama yang diakui di Indonesia mendapatkan kesempatan yang sama untuk memberikan doa. (johara)

Teks Foto : Anwar Abbas. (ist)

Berita Terkait
News Update