LEBAK, POSKOTA.CO.ID – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak mencatat setidaknya 9.583 anak mengalami stunting pada akhir tahun 2020.
Dari total tersebut 583 anak yang mengalami stunting disebabkan oleh kekurangan gizi pada 1.000 hari pertama.
Gangguan pada perkembangan anak itu menyebabkan perkembangan otak serta tumbuh kembang terhambat. Anak yang menderita stunting umumnya bertubuh lebih pendek dari anak pada umumnya.
"Jumlah stunting di Kabupaten Lebak pada bulan penimbangan Agustus 2020 sebanyak 9.583 anak atau sebesar 9,29%, terdiri atas Balita Pendek sebanyak 7.336 anak atau 7,12% dan sangat pendek sebanyak 2.247 anak atau sebesar 2,18%," kata Kasie Kesehatan Keluarga pada Dinkes Lebak Dr. Nurul saat dihubungi Pos Kota melalui telepon selulernya, Senin (5/4/2021).
Ia menerangkan, dibandingkan pada beberapa tahun sebelumnya, jumlah tersebut mengalami naik turun, yakni pada tahun 2018 berdasarkan hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) jumlah stunting di Lebak mencapai 10.03%.
Jumlah tersebut menurun ditahun 2019 yang hanya 6,25%, dan menaik lagi pada tahun 2020 yang mencapai 9,29%.
"Setahun ada dua kali penilaian Bulan Penimbangan balita (BPB) yaitu pada bulan Februari dan Agustus. Dari situ kita ketahui pada bulan Agustus 2019 ke tahun 2020 naiknya justru lebih tinggi pak, jumlah stuntingnya 3,66%," terangnya.
Menurutnya, jumlah tersebut tidak tergolong tinggi. Bahkan, sudah dibawah target nasional yang dibawah 14%.
Namun Nurul sendiri tidak begitu saja berpuas diri dan akan selalu melakukan upaya dalam melakulan penanganan stunting itu.
"Ada intervensi spesifik dari Dinkes yang hanya punya daya ungkit 30% dan intervensi spesifik dari seluruh sektor terkait yang bisa memberikan daya ungkit sebesar 70%," pungkasnya. (kontributor banten/yusuf permana)