Diet Pegan: Antara Tren dan Risiko yang Mengikutinya

Sabtu 03 Apr 2021, 06:33 WIB
Dr. Rita Ramayulis. (ist)

Dr. Rita Ramayulis. (ist)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Diet menjadi salah satu cara agar seseorang mendapatkan tubuh yang sehat dan berat badan yang ideal.

Ada berbagai jenis diet yang dapat dilakukan salah satunya diet pegan. Diet pegan digadang menjadi jenis diet yang bakal menjadi tren diet sehat tahun 2021.

Seorang dokter sekaligus penulis buku kesehatan bernama Dr. Mark Hyman dari Cleveland Clinic yang memperkenalkan diet pegan melalui blog-nya pada tahun 2014.

Diet pegan adalah diet yang mengombinasikan antara diet paleo dan diet vegan. Diet paleo merupakan diet dengan pola makan ala zaman purba, paleolitikum yang hanya mengandalkan makanan unsur hewani seperti daging sapi, kambing, ayam, salmon, udang, dan telur.

Sedangkan diet vegan adalah diet yang menekankan pada pola makan berunsur nabati seperti sayur, buah, kacang-kacangan, dan biji-bijian tanpa mengonsumsi daging maupun produk turunan hewani lainnya macam susu, keju, dan telur.

Jadi dalam diet pegan terdapat makanan berunsur hewani dan nabati namun hal ini ada persentasenya.

Untuk makanan berunsur nabati seperti sayur dan buah-buahan lebih besar ketimbang unsur hewani sepeti daging, perbandingannya yakni 75 persen untuk sayur dan buah, sementara 25 persen untuk daging tanpa lemak.

Namun dalam diet pegan ada anjuran untuk tidak mengonsumsi susu dan makanan yang mengandung gluten contohnya roti.

Bahkan untuk jenis kacang-kacangan dan biji-bijian tidak terlalu diperhatikan atau boleh, namun hanya dikonsumsi seminimal mungkin.

Ahli gizi sekaligus Ketua Indonesia Sport Nutritionist Association (ISNA) Dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes menjelaskan bahwa diet pegan cenderung mengarahkan agar mengonsumsi makanan berunsur nabati.

Hal ini menurut dia menyehatkan bagi penderita penyakit diabetes, hipertensi maupun penyakit pembuluh darah.

Berita Terkait
News Update