PALEMBANG, POSKOTA.CO.ID - Mantan narapidana teroris (Napiter) Jamaah Islamiyah (JI) di bawah pimpinan Noerdin M. Top wilayah Palembang, Sumatra Selatan, Ki Agus M. Toni mengutuk keras aksi bom bunuh diri yang dilakuan pasangan suami istri (pasutri) di Gereja Katedral Makassar beberapa waktu lalu.
Hal itu diungkapkannya saat menerima kunjungan Baintelkam Polri di kediamannya yang beralamat di Dusun V Blok J RT. 011 RW. 05 Bumiarjo Lempuing Sumatra Selatan.
"Mendengar kejadian peledakan bom di Katedral Makassar, saya mengutuk keras kejadian itu. Karena dulu juga saya berpaham seperti itu dan dulu saya juga pernah ingin melakukan peledakan kepada orang-orang kafir di bedudal Sumatra Barat Bukittinggi," kata Ki Agus M. Toni, Jumat (2/4/2021) dalam rilisnya kepada wartawan.
"Saya juga menyitir satu ayat 'Wakotilu fi sabilil ladzina yuko tilu wala ta'tadu innallaha halla yuhimultadin' artinya, 'dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tapi jangan melampaui batas. Sungguh Allah tidak menyukai orang yang melampaui batas'. Ketika mendengar ayat ini, saya sadar apa yang kita lakukan kalau kita mau menghancurkan rumah ibadah adalah itu perbuatan yang salah dan perbuatan yang tidak dibenarkan oleh agama," jelasnya.
Ki Agus M. Toni sendiri saat ini sudah meninggalkan dunia hitam terorisme. Setelah sadar kalau aksi yang dulu dilakukannya salah serta bebas menjalani hukuman dalam jeruji besi, ia menjadikan kediamannya sebagai Rumah Daulah Buku (Rudalku).
Selain itu, untuk kegiatan sehari-hari, Ki Agus M. Toni berjualan kelontong, penyadap karet serta menjadi guru mengaji untuk warga sekitar.
Berikan Bantuan
Melihat perubahan tersebut, Baintelkam Polri pun tak tinggal diam. Selain menjalani silaturahmi dengan mantan napiter, personel Baintelkam Polri yang dipimpin oleh Kompol Bardianto pun turut memberikan bantuan dalam bentuk sumbangan buku-buku bacaan serta Al-Qur'an.
"Kunjungan yang dilakukan oleh personel Baintelkam Polri dalam rangka memupuk tali silaturahmi polri dengan eks napiter serta mengimbau kepada para eks napiter agar kembali kepada NKRI secara utuh dan dapat menjalani kehidupan normal seperti masyarakat pada umumnya," kata Bardianto.
Ki Agus M. Toni pun tak lupa mengucapkan terima kasih atas kunjungan dan perhatian yang diberikan oleh Baintelkam Mabes Polri di tengah suasana yang sedang tak nyaman lantaran aksi teror kembali terjadi belum lama ini di Makassar.
"Terima kasih atas kunjungan dari Baintelkam Mabes Polri. Diharapkan untuk dapat bersinergi antara eks napiter dengan Polri serta dapat terus ditingkatkan dan bantuan yang diberikan dapat bermanfaat bagi banyak orang dan lebih khususnya untuk keluarga kami," ungkapnya.
Tak lupa, Ki Agus M. Toni juga kembali mengajak dan mengingat kalau aksi bom bunuh diri tersebut merupakan perbuatan yang salah dan tidak ada dalam ajaran agama Islam.
Selain itu, dengan tegas ia juga mengatakan, aksi bom bunuh diri yang dilakukan oleh oknum-oknum salah pemahaman soal agama bisa memecah belah anak bangsa. Untuk itu, ia meminta agar kaum muslimin tidak terpancing dan terprovokasi.
"Saya mengajak kepada ikhwan-ikhwan untuk berhenti melakukan hal tersebut. Karena Nabi Shalallahu 'alaihi wa salam sendiri melarang untuk menghancurkan rumah ibadah. Saya juga prihatin dengan kejadian tersebut dan untuk kaum muslimin agar tidak terpancing dan terprovokasi terhadap berita-berita yang ada di media sosial yang memecah belah anak bangsa dan menyebabkan antara Nasrani dan Islam saling benci karena ulah beberapa oknum yang berpaham salah," ujarnya.
Sekadar informasi, Ki Agus M. Toni ditangkap oleh Densus 88 Anti Teror terkait dengan aksi terorisme kelompok Palembang bersama Ari Sugandi bin Sudarjo pada 1 Juli 2008 silam.
Setelah menjalani hukuman selama 7 tahun, Ki Agus M. Toni dibebaskan pada 7 Juli 2015. Sejak dibebaskan ia mendapatkan pengawasan dari Densus 88 dan pembinaan/ deradikalisasi oleh BNPT. (*/bu)