ADVERTISEMENT

5 Jenis Bom Ini Pernah Digunakan Teroris di Indonesia, Ada Bom Panci Sampai ‘Mother of Satan’

Jumat, 2 April 2021 15:34 WIB

Share
Ilustrasi bahan baku bom (militermeter/website)
Ilustrasi bahan baku bom (militermeter/website)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Tragedi bom sudah beberapa kali terjadi di Indonesia. Semua bermula saat terjadinya aksi pengeboman di Bali pada 12 Oktober 2002 silam.

Beberapa hari terakhir ini juga sudah terjadi dua kasus teror di Indonesia, yang pertama terjadi bom bunuh diri di Gereja Katederal Makassar, Minggu (28/3/2021) dan adanya aksi penyerangan di Mabes Polri, Jakarta Selatan pada Rabu (31/3/2021).

Tentu saja masih ada kasus teror bom lainnya yang pernah terjadi di Indonesia, beberapa pelaku diantaranya menggunakan bom dengan daya ledaa rendah sampai daya letak tinggi.

Lantas apa saja bom yang pernah digunakan oleh para teroris saat melakukan aksinya di Indonesia? Berikut tim PosKota buatkan ulasannya.

Bom Panci (Pressure Cooker Bomb)

Bom panci merupakan bom dengan menggunakan bahan utama panci presto sebagai wadah alat ledaknya dan panci presto itu akan dimasukkan beberapa jenis bahan peledak serta partikel lain seperti bongkahan beso, kaca, dan bahan lainnya.

Bom jenis ini bisa dikendalikan dari jarak jauh karena pada gagang panci bisa ditempelkan ponsel sebagai detonator pemicu.

Bahan baku utama bom panci biasanya adalah triacetone triperoxide (TATP) atau biasa disebut tri-cyclo acetone peroxide (TCAP) dengan ketinggian daya ledak mencapai 5300 meter.

Bom Koper (Suitcase Bomb)

Bom koper adalah bom yang menggunakan media koper sebagai tempat menyimpan bom. Koper akan diisi oleh sejumlah bahan peledak dan benda-benda perusak lainnya. Sama seperti bom panci, bom koper ini juga dapat dikendalikan dari jarak jauh.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT