Toni Kross Prihatin Kondisi Pekerja Migran yang Mempersiapkan Piala Dunia 2022 di Qatar

JAKARTA – Gelandang Real Madrid Toni Kroos menggambarkan kondisi kerja di Qatar, negara yang akan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022, sebagai hal yang tidak dapat diterima

Toni Kroos yang merupakan pemain Timnas Jerman itu mengaku prihatin dengan kondisi para pekerja migran bekerja untuk persiapan Piala Dunia 2021 di Qatar, sebab harus kerja keras luar biasa di bawah terik matahari  50 derajat.

Ia pun menyesalkan pemilihan Qatar sebagai penyelenggaraan Piala Dunia, tapi dia tidak akan memboikot.

Kroos yang ikut mengantarkan Jerman Juaradi Piala Dunia 2014 itu menilai keputusan menggelar turnamen sepak bola terbesar di Qatar itu sebuah kesalahan.

"Pekerja imigran mengalami hari-hari tanpa istirahat di bawah panas terik 50 derajat. Mereka menderita gizi yang tidak mencukupi, tanpa air minum memadai, dan bekerja dalam suhu yang gila," katanya di podcast saudaranya Felix. Seperti dimuat media Marca.

Bagi Kroos, keputusan menjadi tuan rumah Piala Dunia di Qatar "tidak baik" dan bintang Real Madrid itu menyebutkan bahwa kaum homoseksualitas dituntut secara pidana di negara tersebut, dan bahwa "kekerasan tertentu" dipraktikkan kepada pekerja.

Menurutnya, semua poin ini sama sekali tidak dapat diterima, meskipun dia tidak akan memboikot Piala Dunia di Qatar mendatang.

"Apakah itu berfungsi untuk memperbaiki kondisi kerja? Saya kira tidak," begitu pemikiran Kroos.

"Sepak bola selalu membangkitkan perhatian yang ekstrim, baik itu sebelum turnamen atau selama turnamen berjalan," kata pemain itu.

Tim nasional Jerman, dalam pertandingan kualifikasi terakhir mereka melawan Islandia dan Rumania, mengenakan kaos yang menyebutkan rekor hak asasi manusia Qatar yang dipertanyakan. (win)