ADVERTISEMENT

Sopir Bus Nelangsa Mudik Lebaran Dilarang: Mau Bagaimana Lagi...

Senin, 29 Maret 2021 01:40 WIB

Share
Sopir bus di Terminal Kampung Rambutan terdampak larangan mudik. (foto: mochamad ifand)
Sopir bus di Terminal Kampung Rambutan terdampak larangan mudik. (foto: mochamad ifand)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Larangan mudik pada musim Lebaran tahun 2021 ini membuat sopir dan awak bus di Terminal Kampung Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur, kembali nelangsa.

Angan mereka yang berharap meraup untung besar pada masa Idulfitri 2021 kandas setelah pada tahun lalu mereka gigit jari.

Salah satu sopir perusahaan otobus (PO) AKAP di Terminal Kampung Rambutan, Aceng (41) mengaku hanya bisa pasrah dan gigit jari. Hal itu tetap akan diambil meski semenjak pandemi Covid-19 pendapatannya menurun.

"Ya berarti makin gigit jari lagi, apalagi sekarang saja tarikan sudah turun 50 persen dari sebelum pandemi. Tapi mau bagaimana lagi, ya nurut saja, katanya, Minggu (28/3/2021).

Sedihnya lagi, kata Aceng, semenjak pemerintah membatasi jumlah penumpang bus menjadi 50 persen, pendapatannya pun anjlok. Pasalnya, sejak pembatasan itu para PO menaikkan harga tiket bus guna menutupi biaya operasional.

"Habis itu daya beli masyarakat ikut anjlok karena penghasilan terdampak pandemi Covid-19 dan yang pergi ke luar kota menjadi semakin sedikit," ujarnya.

Aceng menambahkan, sejak awal pandemi sendiri jumlah penumpang yang berangkat semakin sedikit. Kala itu jumlah keberangkatan penumpang di Terminal Kampung Rambutan pada setiap hari kerja mencapai 3.000, kini jumlahnya hanya berkisar 1.000 penumpang.

"Ya sedih lah, tahun lalu mudik dilarang, sekarang dilarang juga. Mau enggak mau pendapatan sekarang saja dicukup-cukupi untuk kebutuhan sehari-hari," ujarnya.

Atas hal ini, Aceng hanya bisa pasrah mengikuti keputusan pemerintah. Ia berharap pemerintah dapat memberikan bantuan materiel kepada sopir maupun awak bus yang penghasilannya terdampak pandemi Covid-19 guna memenuhi kebutuhan hidup.

"Kalau sudah dilarang ya mau bagaimana, waktu mudik dilarang tahun 2020 lalu juga kami protes tapi tetap enggak ada hasil. Sekarang juga penumpang sepi, ya memang zaman lagi susah," tukasnya. (ifand)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT