ABG Mesum Dianggap Bansos, Si Kakek Malah Minta Jatah

Sabtu 27 Mar 2021, 08:16 WIB
Ilustrasi Kakek Minta Jatah. (kartunis: poskota/yudi himawan)

Ilustrasi Kakek Minta Jatah. (kartunis: poskota/yudi himawan)

OTAK mesum kakek Suhaimi (52) sudah kelewatan. Memergoki muda-mudi ABG mesum di toilet umum, bukannya negur tapi malah minta jatah. Dianggapnya pembagian Bansos, apa? Karena ulahnya itulah kakek Suhaimi jadi urusan polisi. Dia dijebloskan sendiri oleh para tetangganya di Sumbawa (NTB).

Dalam usia 52 tahun sebetulnya belum pantas disebut kakek. Buktinya sekarang, politisi sudah berusia 59 tahun masih bisa diangkat jadi Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) di kabinet Jokowi. Karena yang dibutuhkan memang semangat mudanya, bukan usianya. Kalau masih muda pemikirannya sudah kakek-kakek, kerja saja di Panti Jompo Dinas Sosial.

Nah, Suhaimi warga Pasir Putih Kecamatan Poto Tano, Sumbawa Barat, beberapa hari lalu habis diomeli para tetangga, gara-gara memperkosa ABG di toilet umum. “Kakek-kakek nggak tahu diri, gadis ABG kok diperkosa juga, apa nggak ingat cucu?” kata para tetangga nadanya penuh omelan. Padahal aslinya, Suhaimi belum punya cucu. Tampangnya saja yang tekor. Usia baru kepala 5 tapi penampilannya sudah seperti di atas 60 tahun.

Kelakuan Suhaimi yang menyeretnya jadi urusan polisi, sebetulnya tak lepas dari pekerjaanya sebagai petugas kebersihan di toilet umum pantai Pasir Putih. Beberapa hari lalu dia melihat muda-muda dengan gerak-gerik mencurigakan masuk toilet. Berdasarkan pengalaman mungkin, Suhaimi memastikan bahwa mereka mau berbuat tidak senonoh.

Maka beberapa saat setelah dua ABG itu masuk toilet, dia segera menggedor-gedor pintunya. Yang di dalampun panik, si cowok A (16), berhasil kabur pontang-panting sambil membetulkan celananya. Cuma si cewek N (15),  tak bisa lari  karena pintu sudah dikuasai oleh Suhaimi. “Pada ngapain kalian di sini?” sergah Suhaimi mencoba garang.

N tak mampu menjawab, karena panik sekali. Melihat wajah dan bodi si ABG yang demikian gersang alias seger merangsang, sambil senyum pepsodent Suhaimi memberikan solusi. “Kamu takkan saya laporkan ke polisi, tapi bagi dong barang sedikit buat abang,” kata Suhaimi sambil tangannya aktip mau menggerayangi N.

N menolak permintaan Suhaimi. Memangnya Bansos Rp300.000,- sehingga harus dibagi-bagi pada siapa yang membutuhkan. Tahu calon korbannya  menolak, Suhaimi mulai keras. Kalau tak mau melayani,  Suhaimi siap menghajarnya bersama warga. Akhirnya, dengan terpaksa N melayani hasrat si kakek. Karena otaknya sudah dikuasai nafsu setan, Suhaimi pun meneruskan “pekerjaan” A yang tak terselesaikan. “Jadi generasi penerus nggak papa,” kata Suhaimi.

Akan tetapi, karena N tak ridha memberikan pelayanan pada Suhaimi, dia lalu lapor pada temannya lewat HP  bahwa habis digini-digitu oleh seseorang. Temannya pun datang menjemput sampai kemudian para tetangga jadi tahu apa yang baru saja terjadi. Maka Suhaimi dan N pun diserahkan ke polisi. N sebagai saksi korban diperbolehkan pulang, sedangkan Suhaimi sebagai tersangka ditahan di Polsek Poto Tano.

Ciri-ciri orang “sukses” adalah, mampu manfaatkan peluang seperti Suhaimi. (jpnn/gunarso ts)

Berita Terkait

News Update