Kebakaran di Matraman, Satu Keluarga Tewas Terpanggang Berpelukan

Kamis 25 Mar 2021, 20:58 WIB
Jenazah korban kebakaran saat dievakuasi petugas. (foto: poskota/mochamad ifand)

Jenazah korban kebakaran saat dievakuasi petugas. (foto: poskota/mochamad ifand)

MATRAMAN, POSKOTA.CO.ID - Kebakaran terjadi di Jalan Pisangan Baru III, RT 003/06, Pisangan Baru, Matraman, Jakarta Timur, Kamis (25/3/2021), merenggut 10 orang korban jiwa dari tiga kepala keluarga (KK). Termasuk satu keluarga ditemukan tewas terpanggang berpelukan di dalam rumah.

Ferry (42), tetangga korban mengatakan, korban meninggal dunia karena terjebak kebakaran itu berasal dari tiga kepala keluarga (KK) yang menempati dua rumah kontrakan. Salah satu keluarga merupakan pasangan suami istri (pasutri) ditemukan tewas terpanggang berpelukan.

“Pada saat ditemukan, korban Muhamad Hamdani Himawan (20) dan Debby Emilia (25) saling berpelukan di kamar. Mereka suami istri,” katanya, Kamis (25/3/2021).

Ferry mengatakan, Hamdani dan Debby mengontrak di rumah itu bersama anaknya, Farras Izan Himawan (2); ibunda Debby, Sri Mulyani (51); dan adik Debby, Ria Ramadhanie (17).

Sementara di rumah lain ditempati Beni Siswanto (44), Nova (42), Silvanny Aliya Nabila (21), Beyva Alilya Azahra (15), dan Benno Siswanto (9).

"Semuanya ditemukan dalam kondisi mengenaskan dan sulit dikenali karena sudah terbakar semua," ujarnya.

Selain itu, sambung Fery, korban lainnya yang berada di dalam satu unit kontrakan yang sama, juga ditemukan dalam keadaan saling berpelukan. Mereka ditemukan di ruang depan di rumah kontrakan tiga petak.

“Kalau Ria lagi sambil pelukan dan tiduran gitu sama ibunya, Sri Mulyani. Ibunya ini memang dalam keadaan stroke,” ungkap Ferry.

Ferry menambahkan pada saat kejadian, api yang menghanguskan empat unit kontrakan tersebut hanya dalam waktu singkat membesar sehingga menyulitkan proses pemadaman.

Ketiga keluarga yang ada di dalamnya itu diperkirakan tak mendengar saat tetangga lain meneriakkan terjadi kebakaran. "Apalagi pas tahu kebakaran api sudah cukup besar, jadi pasti sulit untuk menyelamatkan diri dari kobaran api," imbuh Ferry.

Selain kobaran api yang besar, kata Ferry, sempitnya akses keluar masuk hingga padatnya kontrakan itu juga menyulitkan pemadaman api dan penyelamatan korban. Pasalnya, jalan keluar-masuk ke kontrakan itu hanya bisa dilintasi satu motor dengan lebar gang sekitar 1 meter.

Berita Terkait
News Update