ADVERTISEMENT

DPR: Rencana Impor 1 Juta Ton Beras, Bisa Muncul Anggapan Pemerintah Melemahkan Petani Kita

Kamis, 25 Maret 2021 08:31 WIB

Share
Stok beras. Ilustrasi. (ist)
Stok beras. Ilustrasi. (ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA – Masalah impor 1 juta ton beras terus menjadi sorotan kalangan DPR. Menurut Anggota DPR,  Slamet, rencana impor 1 juta ton beras oleh pemerintah merupakan langkah yang tidak berpihak pada petani dalam negeri.

Dia meminta pemerintah tidak main-main terkait impor ton beras dan kepentingan petani dalam negeri.

Sebab, lanjut Anggota Komisi IV DPR itu, sebab soal soal impor 1 juta ton beras bisa muncul anggapan, pemerintah dengan sengaja melemahkan petani kita sendiri.

 Slamet mengungkapkan, bahwa saat ini negara dihadapkan dengan kenyataan pahit, bahwa hampir semua kebutuhan pangan masyarakat disediakan dari impor, sepeti gula, daging, garam, dan yang lainya.

Menurutnya impor bahan pangan sebenarnya merupakan akibat buruknya pengelolaan pangan dalam negeri.

Tumpang tindih kewenangan dan sulitnya melakukan koordinasi antar kementerian dan lembaga adalah masalah yang masih kerap terjadi di negeri ini.

"Oleh karena itu saya mengingatkan kepada pemerintah agar tidak main-main dalam persoalan pangan, sebab pertanian adalah hidup mati bangsa," papar Slamet kemarin.

  Menurutnya rencana impor 1 juta ton beras oleh pemerintah merupakan langkah yang tidak berpihak pada petani dalam negeri. Penolakan yang masif dari masyarakat tidak boleh diabaikan oleh pemerintah.

"Maka berdasarkan fakta-fakta ini, mengapa pemerintah tetap ngotot melakukan impor beras. Apakah negara ini telah kalah dengan mafia impor, sehingga mengabaikan penderitaan petani," ungkap Slamet.

 Politisi Fraksi PKS ini mengatakan, jangan sampai rencana impor beras membentuk narasi publik, bahwa pemerintah telah secara sengaja melemahkan petani Indonesia.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT