SERANG, POSKOTA.CO.ID - Secara administratif, Provinsi Banten berbatasan langsung dengan Jakarta, Ibukota Indonesia.
Namun kedekatan letak administratif itu tidak sejalan dengan persoalan peningkatan kesehatan warganya.
Hal ini menjadi salah satu keunikan tersendiri dari Provinsi Banten di mata Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo.
Menurut Hasto, akses dari Banten ke Jakarta itu sangat mudah. Tapi ternyata dalam sektor penanganan kesehatan, angka stunting di Provinsi Banten masih terhitung tinggi meskipun di bawah angka rata-rata nasional sebesar 27,67 persen.
"Kalau persentasinya di Banten ini 24,1 persen. Artinya setiap 4 anak ada 1 yang stanting, secara rata-rata umum," ujarnya seusai menghadiri deklarasi Kabupaten Serang ramah perempuan dan layak anak, Senin (22/3/2021).
Untuk itu, Hasto berharap agar Pemerintah Daerah (Pemda) bisa menekan angka stanting menjadi 14 persen sesuai dengan permintaan dari Presiden Joko Widodo.
"Yang menjadi faktor utama tingginya angka stanting itu karena pola hidup yang kurang sehat, salah satunya dari ketersediaan air bersih dan sanitasi yang baik dan sehat," ucapnya.
Hasto mengaku prihatin dengan pola hidup masyarakat yang tidak sehat, padahal pemerintah sudah mencoba memberikan bantuan semaksimal mungkin untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
"Ketika ada bantuan air bersih, masyarakat justru tidak memanfaatkannya karena alasannya non teknis seperti air ini dari makam. Ada juga yang tidak dimanfaatkan karena tidak membayar. Jadi faktor prilaku itu menjadi luar biasa," tegas Hasto.
Untuk itu, persoalan mendasar yang harus diubah adalah mengubah perilaku untuk bagaimana hidup sehat dan bersih di lingkungannya.
"Yang kedua, tampak juga bahwa Stanting yang ada sebagian dari difabel, ini penting bagi seluruh elemen Pemerintahan bahwasannya difabel itu perlakuannya harus berbeda dengan yang tidak difabel," ungkapnya. (kontributor banten/luthfillah/ruh)