BELAJAR jarak jauh akan menjadi kisah tersendiri pada masa mendatang. Cerita sekolah dengan belajar tidak tatap muka alias masuk dan duduk di dalam kelas. Sekolah selama ada corona memang aneh tapi nyata. Bayangkan sepanjang sekolah mereka nggak kenal kawan-kawan sekelasnya. Begitu juga dengan guru pengajar, hanya sesekali melihat lewat layar HP.
Jadi HP, alias hand phone lah yang punya andil luar biasa untuk belajar dan mengajar dalam sekolah sekarang ini. “Selama ini, HP inilah yang berperan untuk menerima pelajaran dari bapak dan ibu guru,” ujar seorang ibu wali murid.
Jadi bisa dibayangkan deh, jika nggak ada HP di tangan ini bagaimana pelajaran sekolah bisa diterima? Sekali lagi HP lah sebagai alat selain untuk komunikasi juga menerima perintah berbagai tugas dari pengajar. Jika nggak ada atau nggak punya HP, ambyar deh.
Ini ada kisah yang diceritkan sang ibu guru yang pengajar di sekolah menengah pertama. Dikatakan dia punya satu dari 30 murid yang dijarnya selama pendemi ini selalau tertinggal pelajaran yang diberikan oleh para guru mata pelajaran.
“Saya nggak punya HP, Bu guru,“ ujar ibu wali murid dengan nada sedih. Selama ini, katanya, dia pinjam dari tetangga yang baik hati untuk ikut belajar.
Sekali lagi bisa dibayangkan, jika belajar dengan HP pinjaman. Lalu seberapa leluasanya ibu dan anak ini megikuti pelajaran? Dan cerita si ibu yang bikin sang guru sampai nggak bisa bicara adalah ketika HP pinjamannya itu hilang?
Tidak jelas, apakah itu cerita benar atau hanya alasan. Tapi, jika itu benar betapa tragis ini kisah yang diderita ibu dan anaknya tersebut. Apalagi begitu terungkap bahwa sang ibu, sebagai orang tua tunggal itu hanya buruh cuci. Bayangkan?
Jadi jika ada orang tua yang mati-matian sampai mencuri HP demi anak bisa sekolah? Sedih juga mendengarnya, ya. Tapi, kalau bisa, jangan mencurilah. Coba usaha yang lain, yang halal. (massoes)
