Orientasi utama mereka hanya harta dan jabatan. Mereka rela dicemooh manusia lain demi harta dan jabatan.
Publik yang melihat sepak terjang manusia benalu yang hobi menclok sana sini seperti kutu atau bajing luncat itu, mungkin menghinanya. Tapi si benalu mana mau menggubris pandangan menghina dari publik itu.
Bagi si benalu, yang penting dia bisa nempel lalu menghisap penguasa bagi sebesar-besar kemakmuran dirinya. Peduli amat sama cibiran orang lain. Fokusnya hanya harta dan jabatan. Yang lain mah sebodo amat.
Baca juga:
Apakah manusia benalu tidak bermanfaat bagi kita? Samasekali tidak. Kalau benalu yang beneran sih masih ada yang menganggapnya bisa dipakai mengobati kanker. Tapi manusia benalu itu apa manfaatnya?
Namun bagaimanapun, kita masih bisa memetik hikmah dari sifat dan prilaku manusia benalu itu. Hikmahnya adalah jangan meniru sifat dan kelakuan mereka karena hanya akan meruntuhkan martabat, menghancurkan harga diri dan kehormatan diri dan keluarga.
Baca juga: Obrolan Minggu Profesor Amir Santoso:Hukuman Mati
Jadilah manusia yang teguh berpegang pada prinsip meskipun jaman dan keadaan politik berubah. Keteguhan prinsip itulah yang menjadi dasar ketinggian martabat dan harga diri; bukan yang mencla-mencle ikut arus ombak dan arah angin.
Memang tidak mudah membentuk karakter yang teguh memegang prinsip hidup. Itu membutuhkan kesadaran lalu menumbuhkan kemauan untuk menjadi diri sendiri, bukan menjadi orang lain.
Kita akan jauh dihormati oleh orang lain apabila mampu menjadi manusia yang punya prinsip hidup yang jelas sehingga orang lain dengan mudah bisa memberikan penilaian kepada kita.
Bukankah kita sendiri juga bingung jika kita bertemu dengan orang yang tidak jelas hitam putihnya alias abu-abu?
Memang kehidupan apalagi politik seringkali menarik-narik kita untuk menyesuaikan diri dan memaksa kita menjadi abu-abu.