ADVERTISEMENT

Berpikir Ekspor, Bukan Impor

Sabtu, 20 Maret 2021 06:00 WIB

Share
Berpikir Ekspor, Bukan Impor

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

RENCANA impor beras sebesar 1 juta ton tahun ini menuai kontroversi. Ini dapat dipahami mengingat stok beras nasional lebih dari cukup, bahkan surplus. Hingga bulan Mei tahun ini, stok beras nasional diperkirakan mencapai 25 juta ton, sementara yang dibutuhkan  sekitar 12,336 juta ton, maka neraca pada Mei 2021 diperkirakan bisa mencapai 12,565 juta ton.

Dengan data yang tersaji dari Kementerian Pertanian ini, pantas menjadi pertanyaan jika pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perdagangan berencana impor beras 1 juta ton sebagai stok cadangan.

Memang, beras impor ini sebagai iron stock – stok cadangan untuk memastikan pasokan terus terjaga. Beras akan disimpan di gudang Bulog, baru dilepas ke pasaran jika dibutuhkan seperti keperluan operasi pasar untuk menstabilkan harga atau kebutuhan bansos.

Sekalipun demikian, rencana impor ini berdampak psikologis. Dikhawatirkan pula akan berdampak kepada turunnya harga gabah di tingkat produksi, di saat para petani berharap dapat menikmati hasil panen raya mulai bulan depan.

Tak berlebihan sekiranya muncul pernyataan menolak impor beras, tak terkecuali dari kalangan DPR. Bahkan, Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kabupaten Purwakarta berpendapat, impor beras akan menyakiti hati masyarakat terutama para petani. Apalagi, alasannya untuk menjaga stok pangan nasional.

Yah, kalau stok dalam negeri melimpah, kenapa mesti menambah stok dengan impor. Orang awam akan berpikir, bukankah akan lebih baik membeli beras hasil panen para petani yang selama ini terus berjuang meningkatkan produksi beras untuk memenuhi kebutuhan dalam dalam negeri.

Jika memungkinkan beri keuntungan lebih kepada para petani sebagai pejuang negeri yang sudah bersusah payah menanam padi, dengan berbagai cara meningkatkan jumlah dan kualitas produksi.

Kita patut bersyukur atas jasa petani yang masih berkutat menanam padi dengan segala kendala yang menyertainya, makanan pokok kita tetap tersaji, tercukupi dan terpenuhi.

Kalau hasil produksi sudah surplus, wajar jika kalangan wakil rakyat mengajak kita berpikir untuk ekspor, bukan impor.

Ini ajakan yang patut kita kaji, pikirkan dan renungkan bersama. Petani tentu bangga jika hasil produksinya diekspor ke manca negara. (*)

ADVERTISEMENT

Reporter: Winoto
Editor: Winoto
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT