Purwakarta Surplus Padi, Dispangtan: Impor Beras Hanya Menyakiti Hati Petani

Kamis 18 Mar 2021, 22:35 WIB
Ilustrasi padi siap panen.(dok)

Ilustrasi padi siap panen.(dok)

PURWAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kabupaten Purwakarta tak setuju terhadap rencana pemerintah mengimpor 1 juta ton beras, sekalipun alasannya untuk menjaga stok pangan nasional.

"Import itu akan menyakiti hati petani," tegas Kepala Dispangtan Purwakarta Sri Jaya Midan, Kamis (18/03/2021).

Menurutnya, sejauh ini petani di Indonesia sangat produktif. Bahkan, hasil produksinya kerap surplus. Jadi,kata dia, tak perlu ada impor karena cadangan beras di dalam negeri pun melimpah.

Seperti di wilayahnya, dia mencontohkan, hasil produksi padi dalam setiap tahunnya kerap melebihi target yang ditentukan.

Surplus hasil produksi pertanian ini bukan tanpa perjuangan. Salah satu indikatornya, karena sejak beberapa tahun ini petani di Purwakarta tak memakai metode musim tanam.

"Artinya, ketahanan pangan di masing-masing wilayah dipastikan masih tetap terjaga. Jadi, tak perlu adanya impor. Ini malah akan menyakiti hati para petani yang selama ini berjuang," tegasnya.

Kata Midan, para petani di Purwakarta terus digenjot dalam hal peningkatan indeks pertanaman (IP).

Jika biasanya dalam satu tahun hanya satu dan dua kali tanam, sekarang menjadi dua sampai tiga kali tanam dalam setahun.

"Areal sawah kita memang tak seluas daerah tetangganya seperti Karawang dan Subang. Luas lahan baku pertanian di Purwakarta hanya 18.075 hektare. Meski demikian, hasil produksi petani ini selalu surplus," ujarnya bangga.

Midan menjelaskan, pada 2019 lalu dari luas lahan baku sawah di Kabupaten Purwakarta itu mampu menghasilkan 248 ribu ton gabah kering pungut (GKP).

Dengan asumsi, rata-rata produksinya mencapai 6,2 ton GKP per hektare. Jadi, lahan yang panen itu mencapai 40 ribu hektare. Karena, setahun ada yang dua kali juga tiga kali.

Kemudian, dari hasil panen itu dikonversikan ke padi giling (GKG), yakni 248 ribu ton dikalikan 0,85 (hitungan standar BPS) hasilnya jadi 210.800 ton gabah giling.

Lalu, dari gabah giling (GKG) yang sebesar 210.800 ton dikalikan 0,65 (hitungan BPS) hasilnya jadi 137.020 ton beras.

Sedangkan, jumlah penduduk Kabupaten Purwakarta mencapai 950.066 jiwa.

Dari jumlah penduduk itu, kebutuhan beras selama setahun mencapai 109.257 ton. Dengan asumsi, kebutuhannya (hitungan maksimal) mencapai 115 kilogram per kapita per tahunnya.

Sehingga, lanjut dia, jumlah produksi yang mencapai 137.020 ton beras per tahun, dikurangi jumlah kebutuhan beras sebesar 109.257 ton per tahun.

Artiya, masih ada sisa (surplus) mencapai 27.763 ton beras dalam setahun itu.(kontributor purwakarta/dadan/tri)

Berita Terkait
News Update