"Fungsi pengawasan terhadap harga yang berkembang cenderung tidak terkontrol karena harga terkesan dibiarkan ditentukan oleh importir. Ketika terjadi kenaikan harga seperti ini, Kopti hanya bisa pasrah menerima harga yang ada," tegasnya.
Dijelaskan Dadan, bahkan bisa terjadi harga di Kopti akan lebih mahal sedikit dibandingkan dengan toko sebelah. Namun demikian hal ini terjadi karena Koperasi memang menyisihkan alokasi untuk kesejahteraan bersama anggota.
"Kami sudah mencoba melakukan audiensi dengan pemerintah pusat, tapi buntu. Harapannya nanti bisa diakomodir oleh Bulog," ungkapnya. (Kontributor Banten/Luthfillah/ruh)