ADVERTISEMENT

Enam Bulan Harga Kedelai Tak Kunjung Turun, Pengusaha Permak Ukuran Tempe di Pasaran

Rabu, 17 Maret 2021 16:34 WIB

Share
Enam Bulan Harga Kedelai Tak Kunjung Turun, Pengusaha Permak Ukuran Tempe di Pasaran

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

SERANG, POSKOTA.CO,ID - Harga kedelai yang tak kunjung turun sejak enam bulan yang lalu, membuat sejumlah pengrajin tempe di Serang harus memutar otak.

Di tengah kondisi perekonomian yang sulit akibat terpaan Covid-19, serta harga kedelai yang meroket jauh, para pengrajin tempe lebih memilih tetap produksi dari pada mogok kerja.

Untuk mensiasati hal itu, para pengrajin tempe mengurangi ukuran tempe dari biasanya. Hal itu dilakukan agar mereka tetap mendapatkan keuntungan.

Baca juga: Dirjen PDN: Pemerintah Berkomitmen Jaga Harga Kedelai Impor di Tingkat Pengrajin Tahu dan Tempe Stabil

"Sejak adanya kenaikan harga kedelai ini, keuntungan kami hanya mencapai 50 persen dari keuntungan biasa dalam kondisi normal," kata Ketua Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Kabupaten Serang, Dadan, seusai mendampingi anggota komisi II DPRD Banten kunjungan, Selasa (17/3/2021).

Diakui Dadan, akibat dari kenaikan kedelai ini dirinya hanya mampu memproduksi sebanyak 50 kg kedelai yang diolah menjadi tempe dalam seharinya. Angka itu menurun hampir 50 persen dari produksi saat harga normal.

"Kami tidak bisa menaikkan harga jual tempe, karena tidak ada konsumen yang mampu membeli kalau harganya mahal. Makanya solusinya itu tadi, menurunkan ukurannya," jelas Dadan.

Menurut Dadan, sebagai ketua Kopti, posisi dirinya merasa semakin berat. Semangat koperasi yang dibangun dari awal adalah untuk menyejahterakan anggotanya, jadi terimbas karena menurunnya pendapatan pengrajin. 

Baca juga: Kemenperin Pacu Produktivitas IKM Tahu Tempe Lebih Higienis dan Efisien

"Namun demikian, Kopti tetap berkomitmen memberikan bantuan bagi anggotanya membutuhkan," ucapnya.

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Guruh Nara Persada
Editor: Guruh Nara Persada
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT