JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Seorang perempuan lanjut usia di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, hidup memprihatinkan di gubuk reyot di perkampungan Dusun Sukawangi, Desa Pasirpanjang, Kecamatan Manonjaya.
Pada usianya yang sudah sangat sepuh, 70 tahun, Mak Aah, begitu ia biasa disapa, harus bergelut dengan kerasnya kehidupan. Pikirannya setiap hari harus dihadapkan pada urusan sandang, pangan dan papan.
Perempuan berusia senja itu hidup seorang diri setelah ditinggal suaminya meninggal dunia, sejak 6 tahun lalu. Ia hidup di saung reyot yang bocor di mana-mana dan makan mengandalkan belas kasihan dari tetangga.
Akses menuju tempat tinggalnya pun tidaklah mudah, harus menelusuri perkampungan. Rumah itu terletak di tengah perkampungan Dusun Sukawangi.
Pantauan di lokasi, Senin(15/03/2021), rumah Mak Aah berdampingan dengan rumah anaknya yakni Ikah Surtikah (55) yang sedang mengalami sakit stroke dan sampingnya rumah adiknya Uju (60), ke tiga rumah tersebut benar-benar reyot dan dinding rumahnya pun disangga sebuah bambu.
Saat ditemui di rumahnya, Mak Aah menuturkan, sejak ditinggal suaminya meninggal dunia, kehidupan sehari-hari ia hanya mengandalkan anak pertama yakni Ikah, dan hampir 30 tahun tinggal di Dusun Sukawargi.
"Saya belum pernah mendapatkan sepeser pun bantuan dari pemerintah setempat," kata Mak Aah yang dikaruniai dua anak semuanya perempuan, anak pertama tinggal satu kampung dan satu lagi beda kampung.
Berharap Bantuan Pemkab Tasikmalaya
Ia berharap kepada Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya untuk bisa membantunya. "Hoyongmah aya bantosan, isin ukeun ka tatanggi wae. (Maunya ada bantuan dari pemerintah, malu minta ke tetangga terus, Red),” imbuhnya sambil menyeka air mata.
Sementara itu, salah seorang tetangga yang tak jauh dari rumahnya itu dan tak mau disebut namanya itu mengaku tak keberatan membantu Mak Aah. Bahkan, kata dia, beberapa tetangga begitu perhatian dengan kondisinya.