ADVERTISEMENT

Jubir Kemenkes: Pemerintah Hentikan Distribusi Vaksin AstraZeneca, Bukan Karena Ada Efek Samping Penggumpalan Darah

Selasa, 16 Maret 2021 21:28 WIB

Share
Jubir Kemenkes: Pemerintah Hentikan Distribusi Vaksin AstraZeneca, Bukan Karena Ada Efek Samping Penggumpalan Darah

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pemerintah menghentikan distribusi vaksin AstraZeneca bukan karena adanya kabar tentang terjadinya penggumpalan darah sebagai akibat penyuntikan vaksin tersebut.

Demikian disampaikan Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Jubir Kemenkes) dr Siti Nadia Tarmizi dalam keterangan pers secara daring di Jakarta, Selasa siang (16/03/2021).

"Jadi kita menunda distribusi vaksin Astrazeneca bukan karena kita semata- mata mendengar,  bahwa terjadinya penggumpalan darah sebagai akibat penyuntikan vaksin AstraZeneca," terang Nadia.

Baca juga: Pemerintah Menunda Distribusi Vaksin AstraZeneca, dengan Alasan Kewaspadaan

"Perdana Menteri Thailand saja sudah menjalani vaksinasi kemarin (12/3/2021) dengan memakai Vaksin AstraZeneca," kata Nadia.

Dia menjelaskan kita mengetahui memang beberapa negara, yakni ada 11 negara yang menunda sementara pemberian vaksin Astrazeneca di negaranya.

"Tetapi itu menunda sementara sampai kemudian mendapatkan informasi yang  lebih jelas dari BPOM dari masing-masing negaranya,  atau informasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO)," ungkap Nadia.

Baca juga: Perusahaan Vaksin AstraZeneca Sebut Tidak Ada Bukti Peningkatan Risiko Pembekuan Darah

Nadia menambahkan pada tanggal 11 Maret 2021 sudah ada klarifikasi dari Europe Medicine Association (EMA) dan dari BPOM Inggris yang sudah menyatakan, bahwa tidak ada hubungan antara terjadinya penggumpalan darah darah dengan penyuntikan vaksin AstraZeneca.

"Jadi  kalau melihat dari data yang ada saat ini sudah ada17 juta orang mendapat vaksin AstraZeneca,  dimana kasus penggumpalan  darah itu dilaporkan sebanyak 40 kasus. Jadi kasusnya kecil sekali ," "tutur Nadia.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT