JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Perusahaan AstraZeneca mengatakan telah meninjau orang-orang yang pernah disuntik vaksin Covid-19 tidak menunjukkan bukti peningkatan risiko pembekuan darah.
"Tinjauan tersebut mencakup lebih dari 17 juta orang yang divaksinasi di Uni Eropa dan Inggris Raya," demikian bunyi dari pernyataan dari perusahaan tersebut, Minggu (14/3/2021) waktu setempat, seperti dikutip CBC news.
Peninjauan yang cermat terhadap semua data keamanan yang tersedia lebih dari 17 juta orang yang divaksinasi di Uni Eropa dan Inggris dengan Vaksin COVID-19 AstraZeneca tidak menunjukkan bukti peningkatan risiko emboli paru, trombosis vena dalam atau trombositopenia, dalam usia yang ditentukan. kelompok, jenis kelamin, kelompok atau di negara tertentu, "kata pernyataan itu.
Baca juga: Masyarakat Khawatir Vaksinasi, Pemuda Muhammadiyah: Perlu Sosialisasi Masif
Sebelumnya, pihak berwenang di Denmark, Norwegia, Islandia, dan Belanda telah menangguhkan penggunaan vaksin karena masalah pembekuan, sementara Austria berhenti menggunakan serangkaian suntikan AstraZeneca-Oxford minggu lalu saat menyelidiki kematian akibat gangguan koagulasi.
Irlandia pada hari Minggu untuk sementara menangguhkan vaksin COVID-19 AstraZeneca "karena sangat berhati-hati."
Pembuat obat tersebut mengatakan pengujian tambahan telah dan sedang dilakukan oleh perusahaan dan otoritas kesehatan Eropa dan tidak ada tes ulang yang menunjukkan kekhawatiran.
Baca juga: Ini Alasan Dinkes Banten Gelar Vaksinasi Massal Lansia, Sopir Angkot & Ojol di ICE BSD
Juga tidak ada masalah yang dikonfirmasi terkait kualitas batch vaksin COVID-19 yang digunakan di seluruh Eropa dan seluruh dunia, kata perusahaan itu.
Health Canada mengatakan tidak ada masalah dengan vaksin yang dilaporkan. Sementara negara lain menghentikan penggunaan vaksin, Health Canada menyatakan "tidak ada indikasi" vaksin menyebabkan pembekuan darah, menambahkan bahwa sejauh ini tidak ada efek samping dari dosis AstraZeneca yang dilaporkan di Kanada.
"Health Canada mengesahkan vaksin tersebut berdasarkan tinjauan menyeluruh dan independen terhadap bukti dan menetapkan bahwa vaksin tersebut memenuhi persyaratan ketat keamanan, kemanjuran dan kualitas Kanada," kata departemen itu pada 11 Maret.
Kanada adalah salah satu dari banyak negara, termasuk Jerman, Prancis, Polandia, Nigeria, dan Inggris yang terus menggunakan vaksin tersebut, dengan alasan kurangnya bukti terkait penggumpalan darah. (johara/tha)