Wilfried Zaha Tolak Ikut Aksi Berlutut sebelum Laga Crystal Palace vs West Brom, Ini Alasannya

Minggu 14 Mar 2021, 17:37 WIB
Wilfried Zaha, pemain Crystal Palace. (twitter/@wilfriedzaha)

Wilfried Zaha, pemain Crystal Palace. (twitter/@wilfriedzaha)

INGGRIS, POSKOTA.CO.ID - Ada pemandangan menarik pada pertandingan Liga Inggris antara Crystal Palace vs West Brom, Sabtu (13/3/2021).

Pemain Crystal Palace, Wilfried Zaha terlihat tidak melakukan aksi berlutut pada saat sebelum pertandingan dimulai. Di saat para pemain berlutut, pemain berusia 28 tahun tersebut lebih memilih untuk berdiri.

Perlu diketahui, Liga Premier telah melakukan aksi berlutut sebelum kick-off dengan sebutan Black Lives Matter. Aksi tersebut merupakan gerakan anti-rasisme.

Baca juga: Arsenal vs Tottenham Hotspur, Ajang Pembuktian Tim Terbaik London Utara

Hal itu bermula akibat kasus yang menimpa George Floyd yang menjadi korban kekerasan di Amerika Serikat pada Mei 2020.

Sebelumnya Zaha pernah mengatakan bahwa dia tidak akan lagi untuk mengikuti aksi tersebut. Walau aksi berlutut rutin dilakukan sebelum pertandingan, menurut Zaha, masih banyak orang yang mendapat perlakuan tindakan rasisme.

"Tidak ada keputusan yang benar atau salah, tetapi bagi saya pribadi, saya merasa, berlutut saja menjadi bagian dari rutinitas pra-pertandingan dan saat ini tidak masalah apakah kami berlutut atau berdiri, beberapa dari kami masih terus menerima pelecehan," kata Zaha mengutip Daily Mail.

Baca juga: Joan Mir Bangga Bisa Bertemu Wonderkid Barcelona

"Saya tahu banyak pekerjaan yang dilakukan pihak Liga Premier untuk membuat perubahan dan saya sangat menghormatinya. Saya juga sangat menghormati rekan satu tim saya dan pemain di klub lain yang terus mengambil lutut," lanjut Zaha.

Zaha mengungkapkan, tindakan yang bisa menekan kasus rasisme ialah diawali dari pendidikan di sekolah. Dia juga menambahkan perusahaan media sosial harus menindak tegas orang yang melakukan rasisme secara online.

"Sebagai masyarakat, saya merasa kita harus mendorong pendidikan yang lebih baik di sekolah dan perusahaan media sosial harus mengambil tindakan tegas terhadap orang yang melakukan pelecahan secara online, bukan hanya pemain sepak bola," ujar Zaha.

Berita Terkait
News Update