JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga menilai hubungan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) selama ini relatif baik. SBY tidak pernah secara frontal mengkritik Jokowi.
Tapi, pasca adanya Kongres Luar Biasa (KLB) Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara beberapa waktu lalu hubungan keduanya akan renggang.
Jamiluddin mengatakan, saat Jokowi maju pada Pilpres 2014, SBY juga tidak menyudutkan Jokowi. Bahkan SBY membebaskan kader Partai Demokrat untuk memilih Jokowi atau Prabowo.
Padahal, bila saat itu SBY meminta kadernya memilih Prabowo, kemungkinan besar Jokowi tidak terpilih sebagai presiden.
Baca juga: Demokrat Kubu KLB Sibolangit Batal Laporkan Andi Mallarangeng ke Polisi
Namun dengan netralnya SBY, maka sebagian kader Partai Demokrat memilih dan turut mengantarkan Jokowi menjadi presiden pada tahun 2014.
"Memang pernah ada masalah antara SBY dengan Jokowi. Saat itu SBY difitnah mendanai kegiatan suatu demo. Namun hal itu dapat mereka selesaikan dengan datangnya SBY menemui Jokowi di Istana," katanya, Jumat (12/03/2021).
Kalau ada kritik yang dilayangkan SBY, hal itu bukan disasar kepada pribadi Jokowi. SBY lebih mengeritik kebijakan pemerintahan Jokowi.
Namun kritik SBY selalu memberi solusi, sehingga kritiknya bersifat konstruktif.
Jadi dari sisi SBY, tampaknya tidak ada persoalan yang prinsip dalam hubungannya dengan Jokowi. SBY tampak berupaya menghormati Jokowi sebagai kepala pemerintahan dan kepala negara.