Koordinator Stafsus Presiden, Ari Dwipayana Berharap Cagar Budaya dan Destinasi Wisata di Yogyakarta Mampu Hadapi Tantangan Pembangunan Kota

Jumat 12 Mar 2021, 15:39 WIB
AAGN Ari Dwipayana, Koordinator Staf Khusus Presiden RI saat berkunjung ke Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) DIY, Jumat (12/3/2021). (ist)

AAGN Ari Dwipayana, Koordinator Staf Khusus Presiden RI saat berkunjung ke Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) DIY, Jumat (12/3/2021). (ist)

YOGYAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Proses pelestarian dan pengembangan cagar budaya di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menghadapi tantangan perluasan dan percepatan pembangunan kota yang padat penduduk.

Meski demikian, Yogyakarta memiliki potensi besar dalam pengembangan destinasi wisata dan pusat edukasi yang membuat masyarakat semakin mencintai budaya bangsa.

“DIY ini padat cagar budaya tetapi tantangannya sekarang itu banyak cagar budaya berada di daerah yang sudah berkembang menjadi kota metropolitan, wilayah perkotaanya yang sangat padat, ini tantangannya. Karena kita tahu cagar budaya bukan hanya candi, tetapi juga bangunan, struktur, atau benda yang merupakan warisan budaya, termasuk bangunan heritage (warisan) di sepanjang kawasan jalan malioboro,” ujar AAGN Ari Dwipayana, Koordinator Staf Khusus Presiden RI saat berkunjung ke Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) DIY, Jumat (12/3/2021).

Menurut Ari tantangan tersebut harus dihadapi dengan cara menguatkan sinergi dengan pemerintah daerah, hal itu karena di masa otonomi daerah seperti saat ini, banyak kewenangan yang sudah didesentralisasikan, termasuk pengaturan tata ruang wilayah. 

“Bekerja sama dengan pemda harus lebih kreatif, jangan sampai membangun dan merawat cagar budaya ini hanya dipandang cost center, akan membebani anggaran pemda, tapi ini sebagai investasi budaya yang akan juga berdampak ekonomi untuk daerah dan masyarakat,” tambah Ari. 

Ari mengapresiasi kerja sama BPCB dengan Pemda Sleman dalam mengelola 8 candi (Candi Gebang, Candi Sari, Candi Sambisari, Candi Barong, Candi Ijo, Candi Kalasan, Candi Kedulan, dan Candi Banyunibo).

Baca juga: Tingkatkan Aksesibilitas, Jokowi Resmi Luncurkan KRL Yogyakarta-Solo

Model kerja sama tersebut bisa dijadikan contoh bagi daerah lainnya. 

“Sehingga nanti ada dua model yang bisa diterapkan dalam pengelolaan dan pengembangan cagar budaya, bisa model kerja sama 8 candi seperti BPCB-Sleman, atau bisa juga model seperti pengelolaan langsung oleh Taman Wisata Candi (BUMN),” papar Ari.

Kepala BPCB DIY, Zaimul Azzah mengungkapkan jumlah cagar budaya di DIY umumnya terkonsentrasi di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman, daerah yang memang padat penduduk.

Terkait kendala, Zaimul mengakui yang dihadapi selama ini terkait pembebasan lahan warga di sekitar penemuan cagar budaya.

Berita Terkait
News Update