KITA patut apresiasi langkah Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (KPKP) yang menjamin ketersedian stok pangan.
Disebutkan stok aman untuk satu bulan ke depan hingga jelang bulan Puasa.
Dari data yang dipaparkan, stok komoditas pangan lebih dari mencukupi kebutuhan. Sebut saja stok beras saat ini 360.970 ton, sementara kebutuhan satu bulannya hanya 103.8383 ton.
Ketersediaan gula pasir mencapai 21.751 ton dengan kebutuhan 1 bulan kedepan 6.309 ton. Bawang putih 1.722 ton, kebutuhan 1 bulan ke depan 1.522 ton.
Begitu pun daging, bawang merah dan minyak goreng , stok yang tersedia lebih dari mencukupi kebutuhan untuk sebulan ke depan, seperti dikatakan Plt Kepala Dinas KPKP DKI, Suharini Eliawati, Selasa (09/03/2021).
Dengan jaminan stok tersebut, diharapkan warga Jakarta tak perlu panik.
Yah, kita sependapat kepanikan tidak perlu terjadi mengingat Pemprov DKI telah menjamin kecukupan dan ketersediaan pangan.
Kita meyakini stok akan terus ditambah menjelang bulan Ramadan, di mana permintaan pangan cenderung melonjak, utamanya untuk beberapa jenis komoditas seperti gula pasir, tepung terigu, telor, minyak goreng, tak terkecuali beras dan daging.
Sedikit terlambat mengantisipasi ketersediaan stok pangan di saat kebutuhan meningkat, dapat berakibat kepada kepanikan, apalagi disertai kenaikan harga akibat ulah spekulan.
Itulah sebabnya perlu mencegah timbulnya panic buying, aksi membeli komoditas pangan, utamanya sembako secara berlebihan pada waktu yang bersamaan.
Kita tahu, panic buying mencuat jika ada gelagat stok barang mulai langka di pasaran, baik di pasar tradisional maupun pusat perbelanjaan di saat masyarakat sangat membutuhkan. Barang banyak yang cari, tetapi stok tidak mencukupi.
Dan, secara psokologis, kepanikan di satu tempat akan segera menyebar ke tempat lain, meski di tempat lain stok barang dimaksud sangat melimpah, tetapi karena sudah terlanjur dihantui rasa cemas maka aksi borong berlebihan terjadi juga, hingga merata ke semua wilayah.
Celakanya lagi, jika sudah dibumbui dengan kenaikan harga. Situasi menjadi kian rumit.
Banyak cara untuk mencegah panic buying, di antaranya terjaminnya pemerataan distribusi, stok di semua gerai terlihat berlebih utamanya komoditas pangan yang dibutuhkan jelang Ramadan, awal Ramadan, pertengahan Ramadan dan jelang Lebaran. (*)