JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Anggapan bahwa siswa siswi yang sekolahnya minim fasilitas tidak bisa berprestasi ternyata tak selamanya benar. Hal itu dibuktikan oleh SMP Negeri 1 Sigumpar, Kabupaten Toba. Tak tanggung-tanggung, mereka berhasil menorehkan prestasi dunia di bidang penelitian IPA dengan menyabet medali perunggu (juara 3 Dunia).
Berdiri tak jauh dari makam seorang penyebar agama Kristen Protestan di antara suku Batak, Ludwig Ingwer Nommensen, sekolah ini minim fasilitas untuk melakukan riset.
Guru pembimbing riset sekolah tersebut, Roy Siagian mengungkapkan, sejumlah penghargaan sudah berulangkali mereka peroleh sejak 2013. Penghargaan itu di antaranya dari berbagai lomba riset baik tingkat nasional hingga internasional.
Baca juga: Sasana Guntur Geni Wushu Yonarmed 11 Kostrad Raih Prestasi di Kejurnas Kungfu
Hanya saja mereka mengikuti lomba sangat jarang mendapat dukungan dari instansi terkait. "Seringkali harus membiayai sendiri jika ingin lomba. Tapi kami tak pernah putus asa dan selalu berupaya memberikan yang terbaik buat sekolah," ujarnya, dalam rilis yang diterima Poskota.co.id, Kamis (11/3/2021).
Menurutnya, tuntutan kebutuhan kemampuan siswa untuk menghadapi era industri 4.0 bukan hanya cakap dalam bidang akademik. Tetapi juga harus inovatif, kreatif, kolaboratif dan komunikatif.
"Kemampuan ini akan sangat terlatih bersama mental yang kuat jika sejak usia dini, siswa diajarkan untuk membuat inovasi memanfaatkan bahan yang ada di alam sekitar," imbuhnya.
Baca juga: Hebat Berprestasi, Tapi Lebih Hebat Tak Korupsi
Untuk mengasah kemampuan tersebut, SMP Negeri 1 Sigumpar telah mengikuti berbagai lomba penelitian tingkat kabupaten, provinsi, nasional bahkan tingkat internasional. "Lomba yang kami ikuti antaranya lain diadakan oleh LIPI, yayasan pendidikan, dan lembaga riset swasta," pungkasnya.
Berikut beberapa pencapaian yang telah diperoleh SMPN 1 Sigumpar selama 8 tahun terakhir.
Tahun 2013
Juara di LIPI, dengan judul riset “Pemanfaatan daun ki pahit menjadi pestisida alami keong mas”