Mantan Polisi dan Teroris Ini Minta Masyarakat Waspada pada Orang yang Intoleran dan Radikal

Kamis 11 Mar 2021, 08:10 WIB
Ustadz Sofyan Tsauri (kedua dari kanan) matan polisi yang sempat menjadi teroris,saat ceramah di Masjid Jamie Al Husna Pedurenan, Bekasi dalam silaturahmi Bainterlkam Polri.(ist)

Ustadz Sofyan Tsauri (kedua dari kanan) matan polisi yang sempat menjadi teroris,saat ceramah di Masjid Jamie Al Husna Pedurenan, Bekasi dalam silaturahmi Bainterlkam Polri.(ist)

BEKASI, POSKOTA.CO.ID –  Mantan anggota Polri yang sempat menjadi teroris, Ustaz Sofyan Tsauri, meminta masyarakat dan pihak terkait lainnya waspada terhadap seseorang yang memiliki sikap intoleran akan perbedaan dan radikal. 

Sebab kedua sikap dan pemikiran tersebut merupakan bibit terorisme. 

"Kenapa kita perlu pahami itu intoleransi dan radikalisme? Kedua hal itu adalah tanda-tanda menuju terorisme. Seorang teroris sudah pasti intoleran dan radikal. Kalau orang-orang sudah punya sikap intoleran dan radikal harus lampu kuning kita waspadai," ujar Sofyan dalam ceramahnya di kegiatan silaturahmi yang digelar Baintelkam Polri, di Masjid Jamie Al-Husna, Kampung Kelapa Dua, Kelurahan Padurenan, Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi, Rabu (10/3/2021) malam. 

Selain itu, masyarakat juga diimbau tak mudah percaya dengan seseorang yang seakan mengajak kita untuk kembali kepada kitab suci dan hadis. Yang padahal itu merupakan upaya kamuflase dari ajaran dan pemikiran sesungguhnya para teroris.

Baca juga: Radikalisme-Terorisme Tak Mengenal 'Seragam', Ini Pengakuan Yudi

"Dari 3.500 teroris yang ditangkap di Indonesia sejak tahun 2000-2020, ternyata jika kita teliti dari 3.500 teroris tersebut  punya jargon yel-yel kembali pada Al-quran dan As-Sunah," tuturnya. 

Menurutnya, kita perlu belajar dengan seseorang yang berilmu, yang dipercayai akhlak dan budi pekertinya. 

Pria yang sempat terpapar pemikiran Aman Abdurahman, pimpinan Jemaah Ansharut Daullah (JAD) ini, juga mengajak masyarakat terutama umat Islam selektif dalam memilih guru atau ustaz. 

Sebab kini dinilainya cukup banyak para pembimbing rohani tersebut yang justru 'menyesatkan'. 

Baca juga: Tangkap Kembali Terduga Teroris di Jawa Timur, Polisi Sebut Total 22 Tersangka Diamankan

"Sekarang di kalangan anak-anak muda marak istilah hijrah tetapi yang jadi masalah jika salah mencari seorang guru, ustaz atau mentor yang masuk pesantren baru sehari, dua hari lalu mengkafirkan sesorang menyalahkan ini, itu menyebut ini salah, yang itu salah," jelasnya.

Berita Terkait
News Update