ADVERTISEMENT

Benci, Tapi Rindu Buatan Sendiri

Kamis, 11 Maret 2021 09:45 WIB

Share
Benci, Tapi Rindu Buatan Sendiri

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

MEMANG antara benci dan rindu, antara cinta dan benci, bedanya sangat tipis. Maka banyak orang bilang, janganlah kau katakan benci, karena nanti kau bisa jatuh cinta?

Bukankah begitu? Itu kata lagu. Maka kisah cinta selalu saja ada kata cinta dan benci. Baik itu yang disampaikan dengan syair lagu, atau  yang ditulis secara panjang lebar. Seseorang yang sedang jatuh cinta pada pasangannya, mereka akan lupa segalanya. Yang mereka tahu, bahwa dunia ini indah luar biasa. Semua yang dilihat, yang dirasa, yang didengar, yang diucapkan semua enak adanya. Ada yang beseloroh, gula jawa terasa coklat.

Namun, ketika cinta kandas, dunia terasa kiamat. Maka di hati mereka yang dulunya cinta akan berubah menjadi benci. Pokoknya, yang dulu,katanya semua indah, jadi gelap gulita. Ya, pokoknya nggak ada yang enak, semua berubah jadi pahit, getir. Dulu, kamu cantik banget, kini jadi sebaliknya. Begitulah cinta dan benci.

Baca juga: Bela Membela Anak Sampai Tua

Nah, apakah kecintaan atau kebencian manusia pada barang atau produk sama dengan kisah asmara? Beda-beda dikitlah. Banyak sebab musababnya. Tanyakan saja pada anak-anak muda atau generasi zaman now.

Mereka terpengaruh gaya hidup. Pokoknya, kalau mau tampil yang menempel dan melekat di tubuhnya adalah barang yang bermerek dan nampak mewah. Produk luar negeri gitu lho. Bagus dan berkualitas.

Masyarakat sudah kadung bahwa barang bermerek yang mereka kenakan adalah jebolan luar negeri. Jadi, terutama wanita, kalau di tangannya nggak menenteng tas bermerek buatan luar negeri, belum lengkap. Apalagi yang konon harganya sekian puluh bahkan ratusan juta. Kayaknya belum melintir!

Baca juga: Geger Miras, Bocah, Emak-emak pada Mabok

Tapi nggak usah kawatir. Yang bisa begitu kan yang punya duit. Nggak banyaklah. Nah, sekarang kalau mau bersaing, nggak perlu suruh orang benci, bikin saja yang bagus dengan merek yang ngejreng.

Dan biarkan saja mereka yang suka pamer pakai merek luar negeri. Acuhkan saja. Sekarang, ayo pindah pakai buatan sendiri, yang murah tapi bermutu!

Halaman

ADVERTISEMENT

Berita Terkait

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT