PERNAH merasakan ribut dengan tetanga gara-gara anak? Atau barangkali melhat tetangga ribut sesama tetangga juga karena anak-anak mereka? Memang soal anak, salah benar, bagi orang tua akan membelanya dengan mati-matian. Mengapa begitu, ya karena memang sudah dari sononya. Orang tua itu akan selalu bela anak sepanjang masa.
“Anak gue baik, anak lu tuh yang nakal. Pakai pukul-pukul segala. NIh, anak gue benjol!” kata seorang wanita, tetangga ketika anaknya menangis mengadu kalau baru saja dtonjok sama kawannya yang rumahnya berdampingan.
Bagi yang dituduh juga nggak mau kalah, langsung saja memberi balasan. “ Emamg ente nggak lihat, tuh anak ku juga babak belur, ditimpuk batu sama anak lu!” begitu, dan seterusnya. Bahkan bisa jadi kata-kata kasar juga keluar.
Baca juga: KLB, Kejarlah Bantuan Sosial
Maklum yang namanya orang marah, kata orang sih, itu nama penghuni kebun binatang juga disebut, untuk menyerang sang tetangga yang jadi lawan. BIsa jadi,yang namanya marahan itu bisa panjang. Sementara anak-anak mereka sudah main bersama.
Itu ilustrasi betapa orang tua sangat mati-matian membela sang anak. Tapi, ya memang nggak semuanya, ada juga yang sadar, bahwa itu urusan anak. Nanti sebentar mereka akur lagi.
Ya, ternyata bela membela anak sampai tua. Namanya juga anak, kalau disakiti sama orang lain, masa mau didiamkan? Nggaklah. Lihat saja, itu yang namanya sudah jadi ketua partai saja, masih dibela sama sang bapak. Apa iya? Iya dong. Orang tua mana yang nggak jengkel ketika anak kesayangannya di-bully, dijegal, dikudeta?
Baca juga: Drama Mengharukan Satu Babak
Eh, sampai urusan asmara pun orang tua ikut sewot ketika anak ceweknya ditinggal, si cowok berpaling pada cewek lain. Sampai harta benda yang dikasih pada sang cowok pun diminta lagi.’ Ayo kembalikan, tuh mobil! Kamu tuh nggak jentelmen. Payah!’
Begitulah orang tua. Nggak berani katakan, anakku memang salah. Padahal banyak juga, belakangan anak yang durhaka pada ortu. Lihat saja, mereka tega melawan dengan cara mengajukan orang tua ke meja hijau? Ah anak, terlalu kau! (massoes)