Usut Mafia Cabe

Senin 08 Mar 2021, 06:00 WIB
Yusnita pedagang di Pasar Koja Baru, Koja, Jakarta Utara. (Yono)

Yusnita pedagang di Pasar Koja Baru, Koja, Jakarta Utara. (Yono)

HARGA sejumlah kebutuhan pangan meroket sejak dua bulan ini. Harga yang paling spektakuler adalah cabe merah dan cabe rawit. Di pasar tradisonal dan pasar modern, harga cabe rawit menjulang hingga mencapai Rp140 ribu per kilogram. Bersaing dengan daging sapi. Padahal harga normal berkisar Rp25 ribu-Rp30 ribu.

Komoditas lain, bawang merah melonjak mencapai Rp48 per kogram. Harga normal biasanya Rp20 ribu/ kilogram. Harga daging sapi, juga ikut merangkak naik. Begitu pula sayur-sayuran, juga naik.

Kenaikan harga kebutuhan pangan tentu sangat berpengaruh terhadap daya beli masyarakat di tengah kondisi ekonomi yang sedang sulit. Kenaikan harga kebutuhan pangan tidak bisa dianggap sepele. Karena efek akan berimbas ke banyak sektor. Contoh, sejumlah usaha kecil menengah (UKM) yang mengandalkan cabe sebagai salah satu bahan baku terpaksa berhenti beproduksi sementara waktu. Melonjaknya harga kebutuhan pangan juga menjadi pemicu inflasi.

Kondisi ini tidak bisa dibiarkan terlalu lama. Komoditas pangan adalah komoditi strategis di mana fluktuasi harganya tajam dan bisa mengguncang ekonomi secara luas. Menyikapi hal ini, pemerintah harus cepat merespon dan mengambil tindakan. Peran Satgas Mafia Pangan harus ditingkatkan lagi.

Telusuri simpul benang kusut mahalnya harga pangan mulai dari hulu hingga hilir. Cek di lapangan apakah benar naiknya komoditas pangan akibat cuaca dan musim penghujan hingga mempengaruhi produksi dan distribusi. Jangan-jangan justru ini akibat permainan mafia yang memanfaatkan situasi.

Kecurigaan adanya permainan tengkulak dan mafia cabe bukan tanpa alasan. Karena bisnis cabe cukup menggiurkan dan kerap menjadi permainan spekulan harga. Pasokan cabe di Jakarta saja setiap hari minimal 120 ton. Belum lagi industri berbahan baku cabe, seperti saos atau sambal botol.

Tiga tahun silam, Bareskrim Polri dan Satgas Mafia Pangan pernah membongkar praktik monopoli bisnis cabe yang melibatkan tengkulak dan distributor. Mafia ini memonopoli memborong cabe petani di tengah kelangkaan barang, lalu dipasok ke perusahaan industri sambal botol. Akibatnya terjadi kelangkaan barang hingga akhirnya harga cabe meroket. Bisa saja di tengah kelangkaan cabe saat ini dimanfaatkan oleh spekulan. Karenanya Satgas Mafia harus bergerak cepat. **

Berita Terkait

News Update