Ari menambahkan meski tidak mengalami kerugian, namun ia mengaku omzetnya menurun sejak harga telur ayam tinggi.
Ari lebih memilih tidak menaikkan harga telur ayam dagangannya lantaran takut para pembeli beralih ke pedagang lain.
"Kalo dari agen se peti 315 ribu berarti sekilonya 22 ribuan, ya kita paling ambil untung 2 ribu-3 ribuan," jelasnya.
"Engga rugi si cuma untunya tipis aja karena gimana ya karena kalo terlalu mahal juga kan orang lebih memilih beli di warung-warung dekat ya," tambahnya.
Selain itu, Ari mengatakan bahwa banyak konsumen yang mengeluh ketika harga ayam telur naik.
"Ngeluh aja harga mahal gitu sama kaya di warung gitu, karena kalo orang ke pasar pasti mikirnya lebih murah kan," papar Ari.
Ari berharap harga kebutuhan pokok terutama telur ayam bisa segera kembali normal.
"Harapannya harga turunlah, harga stabil, harga wajar karena memang kalo kaya gini sepi jatohnya, terutama lagi pandemi gini makin sepi," tandasnya. (cr01/tha)