Warga Keluhkan Harga Cabai Meroket, Tapi Kualitasnya Turun

Minggu 28 Feb 2021, 09:15 WIB
Pedagang cabai di Pasar Rangkasbitung. (yusuf/kontributor)

Pedagang cabai di Pasar Rangkasbitung. (yusuf/kontributor)

LEBAK,  POSKOTA.CO.ID - Harga komoditas cabai merah atau yang kerap disebut dengan cabai setan di Pasar Tradisional Rangkasbitung melambung tinggi pada akhir Februari 2021.

Diketahui, harga pada cabai itu bisa menembus angka Rp100 ribu per kilogram (Kg). Hal tersebut  tentunya dikeluhkan warga. Pasalnya, komoditas cabai bagi warga Lebak yang notabennya orang Sunda ini menjadi kebutuhan pokok yang harus ada menemani lauk pauk di meja makan.

"Harga cabai jadi semakin pedas, tembus Rp100 ribu per kg-nya," kata Suheni (35) warga Rangkasbitung, Minggu (28/2/2021).

Baca juga: Harga Cabai Rawit Merah di Pasaran Tembus Rp100 Ribu/Kg Gegara Petani Gagal Panen Imbas Banjir

Ia melanjutkan, kenaikan harga cabai itu sendiri mulai terjadi pada pada pertengahan Februari 2021. Awalmya harga cabai perkilonya hanya mencapai Rp60 ribu-Rp80 ribu per kg, namun saat ini sudah menembus angka Rp100 ribu per kg.

Ia mengaku, atas kenaikan harga cabai itu, dirinya terpaksa harus mengurangi konsumsi pada masakan yang menggunakan bahan baku cabai ini. 

"Ya karena mahal itu, biasanya beli (cabai, -red) 1 kg, 2 kg,  tapi sekarang paling bisa setengahnya," aku Suhendi.

Baca juga: Disperindag Nilai Kenaikan Harga Cabai Hingga Rp170.000 di Pasar Kabupaten Tangerang Imbas Hujan Lebat

Hal senada disampaikan, Joko, pedagang pecel lele di Rangkasbitung. Katanya, akibat mengurangi takaran cabai, banyak konsumen yang mengeluh kurangnya rasa pedas dari sambel pecel lele buatanya. 

"Selain harga naik, kulitas cabai juga sekarang pada jelek," katanya. 

Maka, dirinya meminta agar pihak pemerintah melakukan upaya untuk menstabilkan harga cabai yang telah menjadi komoditas pokok bagi warga Sunda ini. 

Berita Terkait

News Update