JAKARTA, POSKOTA. CO.ID - Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin menegaskan
Indonesia merupakan negara yang sering dijadikan contoh bagaimana kerukunan nasional itu dibangun dan dikembangkan.
" Dalam kaitan itulah saya ingin menyampaikan pentingnya menjaga kesepakatan yang merupakan dasar kebangsaan dan kenegaraan kita, yang sering saya sebut sebagai 4 bingkai kerukunan nasional," terang Ma'ruf Amin.
Itu disampaikan Wapres dalam sambutannya pada acara ceramah umum secara virtual pada Kongres Ikatan Alumni Universitas Kristen Indonesia (UK I), Jakarta, Sabtu ( 27/2/2021).
Wapres menjelaskan empat bingkai kerukunan itu, pertama adalah bingkai politis, yaitu komitmen seluruh bangsa Indonesia dalam implementasi kehidupan masyarakat terhadap Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI. "Tidak hanya dalam bentuk kesepakatan politik, tapi juga di dalam Implementasinya," KH Ma'ruf Amin.
Kedua, lanjut Wapres, bingkai yuridis, kepatuhan terhadap aturan yang ada, untuk menjaga kerukunan nasional dan menghormati hukum karena setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum. Dan aturan-aturan hukum juga merupakan bagian dari pada kesepakatan nasional kita.
Ketiga, bingkai sosiologis, yaitu kearifan nilai-nilai budaya lokal telah turun-temurun manjadi perekat kebersamaan kita seperti budaya gotong royong, dalian natolu (Batak), tepo seliro (Jawa), pela gandong (Ambon), rumabetang (Dayak), dan lain sebagainya, itu perlu terus kita lestarikan.
Baca juga: Wapres Ma’ruf Amin Tinjau Lokasi Pembangunan Rusun untuk Eks Pemulung danTunawisma
"Banyak hal-hal yang memang tidak bisa diselesaikan dengan pendekatan yuridis, tapi justru bisa diselesaikan melalui pendekatan sosiologis dengan menggunakan local wisdom yaitu kearifan lokal. Ini sering kita lihat di berbagai daerah itu juga harus kita jaga dan kita Perkuat, " tandas Wapres.
Yang keempat adalah bingkai teologis, yaitu pemahaman dan pengajaran keagamaan atau keyakinan yang moderat, santun, sejuk dan merangkul.
" Bukan ajaran yang saling curiga dan mengarah pada konflik atau bahkan pada penggunaan kekerasan. Dalam menyampaikan ajarannya setiap agama hendaklah menggunakan narasi-narasi kerukunan, bukan narasi konflik yang dapat menimbulkan perpecahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dan bukan juga narasi kebencian antara satu kelompok dengan kelompok yang lain, " Ma'ruf Amin menambahkan.
Ma'ruf Amin berpandangan politik kebangsaan dalam ketatanegaraan Indonesia, oleh karenanya harus didasarkan pada kesepakatan-kesepakatan nasional tadi dan dilaksanakan dalam empat bingkai kerukunan yang saya sebutkan di atas.