SEPERTI cerita wayang saja, Muryadi (30), berkelahi dengan Mustakim (32), gara-gara bini direbut. Tapi dia kalah, dan Mita, 26, istrinya dibawa minggat Mustakim. Kecewa dikhianati istri, Muryadi pelariannya ke minuman keras (miras) oplosan. Suami Mita ini wasalam di rumah kontrakan, dan diketahui 2 hari kemudian.
Biar cintanya setinggi gunung Cermai, jika perekonomiannya rapuh, istri bisa berpaling ke lelaki lain. Sebab di manapun cinta tak bisa dinikmati dengan perut kosong. Bonggol memang perlu, tapi benggol juga tak kalah penting. Lama-pama istri pasti bosan juga jika hanya diberi nafkah batin melulu, memangnya pemeluk aliran kebatinan apa?
Dan Muryadi warga Kaliwedi Cirebon, adalah penganut “kebatinan” yang bukan paranormal tersebut. Karena keterbatasan ekonominya, sudah menikah 6 taun, masih juga jadi kontraktor alias tinggal di rumah kontrakan. Maklumlah, Muryadi bukan pekerja tetap, penghasilan sehari-hari dari hasil kerja serabutan. Hari ini kerja untuk makan hari ini. Jika besok tak ada kerja, nggak tahu makan apa keluarganya.
Dan rupanya Mita memang bukan tipe wanita yang tahan menderita, tiap hari hidup pas-pasan, dia jadi gampang tergoda oleh lelaki lain yang nampaknya begitu bonafid. Dan lelaki ini adalah Mustakim, yang belum-belum sudah royal pada dirinya. Artinya dia suka memberikan ini itu, yang tak pernah terbelikan oleh suami. Jika bukan bentuk barang, juga berupa uang tunai, sehingga di rumah Mita pun bisa masak enak, karena dapat BST (Bantuan Sosial Tunai) non pemerintah.
Apakah Mita juga sudah dapat “barang” Mustakim yang sangat pribadi, belum diketahui pasti. Yang jelas keakraban Mita pada Mustakim lama-lama tercium oleh Muryadi. Dia tersinggung karena istrinya suka diberi ini itu oleh lelaki lain. “Lebih baik mati kelaparan ketimbang bisa makan enak hasil pemberian lelaki yang mengincar bininya,” begitu tekad Muryadi.
Kemarahan Muryadi memuncak ketika memergoki istrinya dibonceng motor oleh Mustakim. Maka Mustakim pun ditantang duel jika memang lelaki beneran. Akhirnya keduanya pun benar-benar berkelahi bak wayang kulit, gara-gara rebutan perempuan. Tapi rupanya Muryadi terdesak, sampai kemudian dipisah orang. Ironisnya, Mita bukan mengurus suami yang bonyok, malah kabur bersama lelaki PIL-nya.
Muryadi benar-benar frustrasi. Istri kabur, di rumah hanya bersama anak semata wayangnya yang sudah berusia 4 tahun. Akhirnya bocah itu diserahkan ke mertua, dan dia di rumah kontrakan melupakan penderitaan hidupnya dengan minum miras oplosan. Sebentar-sebentar mabuk hoeeeeeek, dan entah pada mabuk yang ke berapa, pada akhirnya Muryadi tak sadarkan diri sampai kemusian.......wasalam.
Tapi sampai 2 hari tak ada yang tahu. Mayatnya baru ketahuan ketika ada teman mencarinya ke rumah. Gegerlah warga Kaliwedi ini, ketika si tamu mendapati Muryadi sudah menjadi mayat diperkirakan sudah dua hari. Polisi menyimpulkan korban mati karena miras oplosan, bukan karena penganiayaan.
Yang teraniaya batinnya, karena bini dibawa kabur lelaki lain. (Suara Cirebon/Gunarso TS)