Imbas Wabah Covid-19, Omzet Penjualan Baju Muslim di Tanah Abang, Anjlok Hingga Rp200juta Perbulan

Kamis 25 Feb 2021, 16:03 WIB
Teks Foto : Penjualan Baju Muslim di Pasar Tanah Abang Blok B. (cr06)

Teks Foto : Penjualan Baju Muslim di Pasar Tanah Abang Blok B. (cr06)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pandemi Covid-19 masih terus mewabah di Indonesia dan juga mempengaruhi sektor ekonomi, khususnya penjualan di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Annisa, pedagang di Tanah Abang Blok B mengatakan jika penjualannya saat masa pandemi dan sebelum pandemi memang terbilang jauh berbeda, namun hal tersebut masih dirasa cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan juga karyawannya.

“Kalau sekarang penjualan saat pandemi ini kalau saya sih alhamdulillah, ada aja omzetnya. Karena yang saya buat itu gamis yang trend setternya itu ke Instagram. Harga kami grosiran di jual mulai Rp 150.000 – Rp 200.000 kisaran harga nya alhamdulillah sih masih ada yang mau belanja, kalau hari ini juga ada pengiriman ke Makassar, Turki juga ada” ujarnya saar ditemui Poskota.co.id pada Kamis (25/2/2021).

Sementara itu ia juga mengungkapkan untuk saat ini hijab belum begitu banyak dimintai, namun pakaian gamis dan tunik yang menjadi barang yang menjadi incaran pembelinya.

“Untuk hijab sih kurang ya di 2021, saya kan jual hijab juga dan lebih ke baju fashion gitu, di 2021 masyarakatnya lebih ada uang ya menurut saya, bukan barang murah yang dicari, ibaratnya tahun lalu kita udah engga pake baju bagus karena kan Covid-19, jadi pembeli itu karena setahun ada uang jadinya sekalinya beli ya beli yang bagus gitu, ngasih saudara-saudara nya ke kampung yang bagus, kebanyakan kayak gitu sih,” ujarnya.

Baca juga: Sempat Distop Akibat Antrean Membludak, Vaksinasi Covid-19 Pedagang Pasar Tanah Abang Dimulai Lagi Kamis Besok

“Kami dagang gini harus optimis, engga boleh pesimis dagangnya apalagi menjelang puasa sama lebaran. Urusan nantinya ya urusan Allah, Qadarallah gitu ya kalo kita di agama islam, iya yang penting optimis aja, barang kita tetep di stock, kan buat kedepannya tergantung diberikan rezeki sama yang diatas gimana,” tambahnya

“Perbedaan omzet pasti jauh drastis dari sebelum pandemi covid-19 ini, tapi kalau untuk saya sih alhamdulillah ibaratnya, ada sih kalau lagi sepi-sepi ya Rp 3.000.000/hari ada alhamdulillah. Kalau lagi serame-rame nya itu bisa Rp 30.000.000/hari pernah itu orang datang dan ngirim untuk reseller,” ungkapnya.

Salah satu cara untuk tetap bertahan dalam mempromosikan jualannya ialah marketing melalui group reseller yang dibuat oleh Annisa dan juga foto studio guna menarik para pembeli.

“Marketing kita untuk penjualannya itu ada group reseller dan pembeli itu biasanya kita masukin group gitu sih, jadi nanti ada informasi kalau ada barang baru dan kita juga ada foto studio untuk barang-barang baru. Kalau gamis bagus tapi engga ada foto studionya juga percuma, jadinya kita belajar marketing dari online shop juga,” lanjutnya.

Sementara itu perbandingan omzet penjualannya pun dirasakan cukup jauh. “Omzet sampai Rp100.000.000/bulan itu pas pandemi gini ada lah paling minim, kalau sebelum pandemi bisa itu omzet bisa Rp 10.000.000/hari nya, malah bisa sampai Rp 300.000.000/bulan. Jadinya ya perbedaan pas pandemi sama dulu itu lumayan ya, Rp 200.000.000/bulan bedanya,” keluhnya.

Berita Terkait
News Update