ADVERTISEMENT

Siaga Banjir Susulan

Rabu, 24 Februari 2021 06:00 WIB

Share
Siaga Banjir Susulan

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

BANJIR yang mengepung wilayah Jabodetabek sudah mulai surut. Di Jakarta, 113 RW yang wilayahnya kebanjiran, kini sudah surut. Debit air di sungai-sungai yang membelah Kota Jakarta juga sudah normal. Sedangkan di Bekasi dan Karawang, Jabar,  ratusan rumah masih terendam akibat diterjang arus luapan sungai menyusul jebolnya tanggul Sungai Citarum.

Sebanyak 44 posko pengungsian yang menampung warga korban banjir di Jakarta, kini telah berkurang. Namun masih ada 10 posko yang difungsikan dan digunakan oleh warga yang belum berani tidur di rumah mereka lantaran masih belum bersih dari kotoran sisa banjir.

Warga Ibukota patut bersyukur karena luasan daerah yang terkena banjir tahun ini lebih kecil dibanding tahun-tahun sebelumnya. Tahun 2021 ini, ada 113 RW yang terdampak banjir. Sebagai perbandingan, tahun 2020 jumlah RW yang terdampak banjir ada 390 dengan luas area tergenang mencapai 156 Km persegi.

Baca juga: Berharap Hujan Bawa Berkah Bukan Datangkan Masalah 

Tahun 2015 jumlah RW yang tergenang 702, dengan luas area tergenang 281 Km persegi. Tahun 2013 jumlah RW yang terdampak sebanyak 599 dengan luas area tergenang 240 Km persegi. Dari data ini bisa dilihat manajemen penanganan banjir kini sudah semakin baik, dan luas wilayah yang terendam banjir dari tahun ke tahun kian menurun. Indikatornya, luasan banjir semakin kecil dan durasi waktu surutnya air semakin cepat.

Banjir yang mengepung Jabodetabek akibat cuaca ekstrem dan curah hujan yang tinggi pada Sabtu (20/2/2021) dinihari, kini sudah terkendali.  Namun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak curah hujan masih akan terjadi dalam pekan ini. BMKG juga mengeluarkan peringatan dini kepada warga untuk tetap waspada.

Kita tentu tidak ingin banjir susulan terjadi. Namun kemungkinan terburuk  harus diwaspadai. Fenomena alam tidak bisa dihindari. Yang bisa dilakukan adalah bagaimana meminimalisir dampak yang ditimbulkan. Oleh karena itu bencana alam harus dihadapi bersama-sama.

Baca juga: Bahu Membahu Hadapi Bencana

Pemerintah pusat, daerah serta semua elemen masyarakat harus siaga mengantisipasi kemungkinan terburuk terjadinya banjir susulan dengan mengerahkan segala kekuatan yang ada. Sedia payung sebelum hujan. **

ADVERTISEMENT

Berita Terkait
3 tahun yang lalu
3 tahun yang lalu
3 tahun yang lalu
3 tahun yang lalu
3 tahun yang lalu

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT