JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Suka duka menjadi ojek online (ojol) kerap dialami dalam menjalankan pekerjaannya sehari-hari. Yasef Syaiful Marfu (33), driver ojek online yang sejak tahun 2019 menjalani pekerjaannya tersebut mengatakan jika banyak lika-liku yang telah dilewati dan mengundang ketertarikan untuk diketahui.
“Iya suka duka jadi ojek online mah ada aja, kendalanya kalau lagi anter makanan kadang customer suka buru-buru, pengennya cepet, kadang kan suka antre kalau pesen di restonya,” ujarnya saat ditemui Poskota.co.id pada Rabu (24/2/2021).
“Pernah mau anter kue yang harganya Rp 300.000 eh pas mau sampe rumahnya, engga ada balesan. Akhirnya saya bawa pulang, saya pikir engga jadi. Niatnya untuk anak sama istri aja dirumah,” tambahnya.
Setelah ia bawa pulang pesanan kue tersebut, lalu tiba-tiba customernya kembali menghubugi setelah 2 jam lamanya dan mengaku paketan handphone nya habis. “Terus malemnya tiba-tiba di telfon lagi, kalau ternyata paketan handphone abis, jadinya saya tetap anterin tapi ongkosnya jadi dua kali lipat,” ujarnya.
Baca juga: Difitnah Salah Jemput, Driver Ojol Priyono Kalut Karena Akunnya Disuspend
Selain itu juga ada customer yang melakukan order yang ternyata jarak rumah dengan minimarket terbilang dekat. “Karena di ojol ada fitur mart-nya (Grab Mart), ada yang pesan pasta gigi yang seharga Rp 17.000 eh ternyata orderan fiktif. Yaudah saya bawa pulang kerumah jadinya,” keluhnya
“Ada juga yang anak kosan, pesan pembalut satu bungkus, padahal di dekat kosannya juga ada warung. Ibu-ibu juga ada yang pesan minyak goreng 1 liter, jarak rumahnya sama warung cuma 300 meter, jadinya ya tetep saya ambil orderannya,” ujarnya
“Kalau pesanan pas banjir kemarin, saya biasanya tanya dulu daerahnya banjir besar atau engga, kalau misalnya engga banjir, saya ambil,” tutupnya (cr06/mia)