JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Mendengar istilah terorisme setidaknya tergambar dalam pemikiran kita bahwa hal tersebut merupakan sebuah istilah yang menakutkan dan ancaman kepada seluruh masyarakat di Indonesia.
Aksi terorisme yang selama ini terjadi di Indonesia tak lepas dari peran individu atau berbagai pihak yang turut terlibat.
Mereka yang terlibat dalam aksi terorisme juga telah menjalani hukuman atas perbuatan yang dilakukannya hingga selesai.
Baca juga: Police Goes To Kampus, Polres Jakbar Hadirkan Mantan Napiter
Akan tetapi, status mantan napiter atau mantan narapidana terorisme memiliki kesan atau stigma yang menakutkan. Bahkan, sulit untuk dilepaskan dari pemahaman masyarakat awam.
Stigma negatif tersebutlah yang membuat suatu permasalahan dan kendala bagi mantan napiter untuk kembali ke lingkungan keluarga dan masyarakat di sekitarnya.
Seperti beberapa mantan napiter yang ada di sekitar Solo Raya. Heri.S (pernah terlibat dalam aksi bom kedubes Australia) dan Ust. Agus Mahmudi, dimana mereka harus berusaha untuk bertahan dan bangkit dengan berbagai upaya dan jerih payah.
Baca juga: Mantan Napiter Ganteng Ini Berkisah Susahnya Buang Paham Teroris
Tidak hanya untuk memperbaiki citra pada dirinya di depan masyarakat, namun juga berusaha untuk berguna tidak hanya bagi keluarga tetapi juga masyarakat ditempat mereka bermukim.
Hebatnya, Heri dan Ust. Agus Mahmudi berusaha bertahan dan berjuang untuk perubahan masa depannya melalui kegiatan sosial kemanusiaan dalam sebuah lembaga yang bernama Yayasan And We Care.
Yayasan ini bergerak dalam bidang kemanusiaan dan berkantor resmi di Jl. Lurik No.10 Ngruki Cemani Grogol Sukoharjo.