JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Perkembangan mingguan mereka yang tertular Covid-19 dan juga meninggal dunia mengalami penurunan. Namun sayangnya dibarengi penurunan pasien sembuh.
"Penambahan kasus (positif) dan kematian yang menurun, adalah hal yang baik. Namun sayangnya, dibarengi dengan penurunan kesembuhan pula," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito dalam keterangannya di Graha BNPB, Kamis (18/2/2021) sore yang juga disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Dia menjelaskan perkembangan mingguan per 14 Februari 2022, secara umum terdapat penurunan pada ketiganya, baik kasus positif, meninggal dunia maupun mereka yang sembuh dari Covid-19.
Baca juga: Penambahan Kasus Positif Covid-19 di DKI Jakarta Menukik Tajam Pada Kamis Kemarin, yaitu 373 Orang
Wiku menjelaskan penurunan penambahan kasus positif minggu ini cukup besar yakni 25% dibandingkan Minggu sebelumnya. Ada beberapa hal yang berkontribusi dalam penurunan kasus seperti penurunan testing mingguan yang minggu ini terjadi penurunan drastis.
"Dan ini menjadi penurunan terbesar yang pernah terjadi dalam kurun waktu 1 minggu selama pandemi di Indonesia sehingga mematahkan rekor ketercapaian target WHO selama 5 minggu berturut-turut sejak minggu kedua Januari 2021," terang Wiku.
"Kita dapat mengambil pelajaran bahwa upaya 3T yaitu _testing, tracing dan treatment_ harus dilakukan secara konsisten dan merata di Indonesia. Karena seperti jumlah _testing_ yang sangat berpengaruh pada jumlah kasus baru yang dapat terjaring," sambung Wiku.
Dari data mingguan, terdapat 5 provinsi dengan kenaikan tertinggi kasus positif yakni Nusa Tenggara Timur (NTT) naik 370 (77 vs 447), Sumatera Utara naik 246 (877 vs 1.123), Maluku Utara naik 95 (161 vs 256), Kalimantan Selatan naik 95 (761 vs 856) dan Banten naik 81 (430 vs 511).
Pada angka kematian mingguan mengalami penurunan 3,2% dibandingkan minggu sebelumnya. Juga terdapat 5 provinsi dengan kenaikan tertinggi diantara DKI Jakarta naik 48 (307 vs 345), DI Yogyakarta naik 18 (32 vs 50), Jawa Timur naik 15 (179 vs 194), NTT naik 14 (13 vs 27) dan Sumatera Selatan naik 11 (15 vs 26).
"Cukup disayangkan 3 dari 5 provinsi berasal dari pulau Jawa. Hal ini harus menjadi evaluasi mengingat saat ini sedang dilakukan PPKM Mikro sebagai lanjutan dari PPKM kabupaten/kota Pulau Jawa - Bali," lanjutnya.