JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Dalam menjalin kerja sama dengan mitra usaha yang mayoritasnya adalah pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), Gojek memiliki sebuah kampanye #AmanBersamaGojek yang telah diluncurkan pada awal tahun 2020 bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika RI dan juga Siberkreasi.
Hal ini membuat Gojek mengadakan webinar yang juga bekerja sama dengan salah satu mitranya yaitu Siberkreasi terkait dengan Keamanan Digital yang Nyata Bagi Pelaku UMKM yang dilaksanakan secara daring melalui aplikasi Zoom, Kamis (18/2/2021).
Siberkreasi adalah Gerakan Nasional Literasi Digital yang menjadi wadah kolaborasi, koordinasi dan sinergi kerja bersama pemangku kepentingan majemuk untuk menggiatkan advokasi dan edukasi literasi digital secara konfrehensif dan berkelanjutan.
Yosi Mokalu, Ketua Siberkreasi mengatakan bahwa saat ini keamanan digital ialah hal yang sangat penting dan patut dijaga untuk kedepannya.
“Keamanan digital itu penting, karena keamanan digital itu kalau orang merasa sudah tidak percaya lagi dengan platform tertentu atau platform yang banyak didapati adanya kejahatan cyber ini dapat menurunkan rasa percaya,” ujarnya.
“Saya bersyukur Gojek sebagai salah satu mitra Siberkreasi ini karena pengguna dan mitranya juga sudah banyak, ternyata dari hasil survei masih memiliki 98% mitra usaha yang yakin dan siap mengembangkan bisnis yang aman bersama Gojek. Berarti persepsi kepercayaan mereka masih tinggi,” sambungnya.
Baca juga: Gojek Luncurkan Fitur Terbaru Bertajuk Gogreener Carbon Offset 2.0
Selama 2020, Siberkreasi sudah berhasil pencapaiannya ialah dengan adanya 624 kegiatan secara online dan offline. Selain itu terdapat 213.143 peserta yang mengikuti kegiatan literasi (online dan offline). Untuk viewers konten literasi digital mencapai 1.111.289 orang dan sebanyak 8.386.612 orang yang terjangkau konten atau materi literasi digital.
“Digital nation juga penting, hal itu yang dimaksudkan adalah sebuah wujud dari birokrasi digital di kemudian hari yang dibayangkan harus diwujudkan dalam keadaan bermartabat, berkeadilan dan berdaya saing. Ada tiga komponen besar di situ, di mana ada pemerintahan digital, masyarakat digital dan Gojek berada di ekonomi digital,” katanya lagi.
“Sebelum hal itu diwujudkan, sampai hari ini saja kami banyak sekali pelanggaran cyber. Seperti ujaran kebencian, belum lagi hoaks yang disengaja maupun tidak disengaja, ini semua butuh literasi digital. Dilihat dari keamanannya agar masyarakat bisa tetap bertransaksi secara aman dan melalui online,” imbuhnya.
Berbagai Penipuan
Ia pun mengatakan bahwa terdapat berbagai jenis contoh penipuan yang kerap dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Terdapat phishing yaitu penipuan berkedok transfer perbankan, pembobolan data pengguna atau penipuan layanan dengan iming-iming gratis yang biasanya menyasar kepada layanan streaming berbayar, e-commerce dan UMKM. Phone scams yaitu aksi penipuan yang menyasar layanan perbankan melalui scam kartu kredit yang biasanya meminta kode OTP atau data pribadi lainnya.
Selain itu juga ada jenis penipuan berupa SMShing yang biasanya menjerat pelanggan telekomunikasi, di mana korban dihubungi melalui SMS dan diberitahu bahwa mereka mendapatkan sebuah undian. Impersonation ialah bentuk kejahatan cyber yang sering mengatasnamakan e-commerce atau BUMN, seperti penipuan kuota internet. Sementara untuk penipuan jenis Pretexting ialah penipuan yang mengatasnamakan Menteri Luar Negeri, giveaway mengatasnamakan e-commerce terkemuka, public figure dan platform investasi saham. (cr06/ys)