Mau Nyawer, Joget, Sabar Dulu Bung!

Senin, 15 Februari 2021 09:45 WIB

Share
Mau Nyawer, Joget, Sabar Dulu Bung!

HAJATAN, acara pernikahan dan khitanan sudah mulai lagi di beberapa tempat di masa Prokes. Walaupun belum sepenuhnya, karena bisa jadi undangan juga dikurangi atau dengan cara waktunya bergantian.

Sebelum Covid-19 muncul, yang namanya hajatan atau gawe masyarakat pas musim nikah, itu yang namanya janur kuning berebut di jalan atau gang masuk komplek perumahan. Tentu dengan nama dan petunjuk alamat warga yang punya acara.

Bagi warga yang punya rumah di pinggir jalan biasanya mereka menutup sebagian akses umum tesebut. Bahkan ada yang menutup total, dan silakan saja orang atau pengendara motor, mobil bisa lewat jalan lain. Pokoknya, yang sah-sah sajalah.

Baca juga: Miskin, Kaya dan Kecukupan

Ngak ada repot-repot proteslah. Malah ketika yang punya hajat menanggap orkes atau organ tunggal, campur sari. Ini semua untuk menghibur para tamu yang hadir. Di daerah lain, yang pada punya duit banyaklah bisa menanggap wayang golek, wayang kulit yang bisa digelar semalam suntuk.

Tapi saat ini, tanggapan yang dimaksud lagi nggak hadir. Bukannya yang hajatan nggak mampu bayar, tapi memang keadaan nggak memungkinkan. Pokoknya nggak ada musik atau tetabuhan lain yang bisa mengundang kerumunan. Jadi yang biasa joget, nyawer, sabar dulu, ya?

Ada yang bilang kalau hajatan tanpa ramai-ramai musik suasana hambar. Bukan itu saja, para seniman musik, biduan jadi kelabakan, dapur nggak ngebul. Boleh dibilang kering kerontang, paceklik. Yang biasanya kalau lagi musim hajatan bisa panen. Tapi sekarang?

Baca juga: Burung Menclok di Rumah Tetangga

Betul, corona memang mengobrak-abrik sendi-sendi kehidupan mata pencaharian orang, termasuk para seniman hiburan. Pokoknya para seniman kecil mandek.

Yang ada? Ya, itu nonton saja para penggede yang lagi pada manggung, main sandiwara dengan berbagai cerita. Ada cerita isu kudeta, ada yang adu mulut mau nonton. Ramai banget, kok!

Halaman
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar