Ekonomi Masih Tertatih-tatih, Pengusaha Kuliner Tetap Optimis

Senin 15 Feb 2021, 13:30 WIB
Pengusaha kuliner optimistis perekonomian akan bangkit pada 2021. (ist)

Pengusaha kuliner optimistis perekonomian akan bangkit pada 2021. (ist)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pandemi virus corona atau Covid-19 yang sudah terjadi hampir setahun berdampak langsung ke berbagai aspek ekonomi masyarakat, tak terkecuali Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di sektor kuliner.

Sekjen Asosiasi Pengusaha Kuliner Indonesia (APKULINDO), Masbukhin Pradana mengatakan bahwa banyak anggota APKULINDO mengalami penurunan omzet signifikan hingga gulung tikar.

Pria yang juga owner (pemilik) Kubiz Tv itu pun memprediksi bahwa pada 2021 akan banyak restoran gulung tikar akibat pandemi Covid-19. Permasalahan bukan hanya soal kebijakan pemerintah atau penurunan omzet, namun paling berat pada tahun ini adalah biaya sewa restoran.

“Jika outlet itu sewa, kalau mereka bisa tidak rugi saja membayar biaya operasional setiap bulan mungkin bisnis itu bisa berlanjut sampai mereka menghabiskan sewa,” ujar Masbukhin.

Baca juga: Nasib Pasar Taman Puring, Banyak yang Gulung Tikar Sudah Gitu Pedagang yang Masih Buka Harus Giliran

Ada beberapa pemilik properti menyewakan tempatnya untuk restoran dan mengerti dengan keadaan saat ini, di antaranya dengan memberikan diskon atau keringanan bayar sewa per bulannya. Hal tersebut tentu bisa meringankan beban pengusaha kuliner.

Namun, ada juga pihak menaikkan harga sewa propertinya dan ini yang membebani para pengusaha kuliner yang menyewa tempat tersebut sehingga memilih untuk gulung tikar karena merugi dan mahalnya biaya sewa.

“Hal ini yang kemungkinan besar orang (pengusaha) kalau sudah tidak punya tabungan terus masih meragukan kondisi bisnis ini kedepan, dia (pengusaha) akan tutup apalagi kemarin-kemarin sudah rugi banyak,” tambahnya.

Baca juga: 1.920 Jakpreneur Kuliner hingga Jasa Dibina Dinas Sosial DKI Jakarta

Namun menurutnya, secara emosional para pengusaha kuliner meyakini bahwa ekonomi akan bangkit pada 2021. Banyak cara akan dilakukan oleh pengusaha kuliner untuk tetap bertahan mulai dari menggunakan dana talangan, tabungan hingga pinjaman untuk pembayaran sewa selama satu tahun kedepan.

“Mungkin pengusaha seperti ini yang masih akan bertahan, ini jika bicara dari sisi perorangan“, ujar Masbukhin.

Online Kitchen dan Ghost Kitchen

Solusi lainnya, pengusaha kuliner dengan jaringan perusahaan besar dan memiliki jaringan banyak di lingkungan APKULINDO akan merancang ulang beberapa outlet-nya yang masih dianggap strategis dengan skala ukuran lebih kecil dan harga sewa lebih terjangkau. Pengusaha tersebut juga dimungkinkan membuka outlet dengan konsep online kitchen dan ghost kitchen.

Sementara itu, Redia Frisna Rista, owner (pemilik) dari O’Chicken sekaligus pengurus APKULINDO mengatakan, dampak Covid-19 telah menghancurleburkan 70% bisnis restoran O’Chicken berkonsep keluarga dan dine in tersebut.

Sedangkan Nur Cahyo, pemilik 'Ayam Goreng Tulang Lunak Ny.Nani' mengaku harus kehilangan omzet 70% hingga 80%. Cahyo menuturkan usaha kulinernya yang berkonsep nasi boks dengan mayoritas pesanan berasal dari para karyawan kantoran, kini sepi akibat diterapkannya sistem kerja dari rumah (Work From Home/WFH) serta liburnya beberapa instansi yang menjadi langganannya.

Baca juga: Wamen LH Nilai Kepulauan Seribu Punya Banyak Potensi Kuliner

Ayang Agus, Bendahara Umum APKULINDO sekaligus pemilik Manare Bakery, harus rela menutup dua outlet-nya dan menyisakan satu outlet karena penurunan omzet sebanyak hampir 50%. Ia pun terpaksa harus mengurangi karyawannya demi mempertahankan usaha rotinya.

“Dampak dari Covid-19 menyebabkan penutupan dua outlet, tinggal satu outlet yang tersisa akibat dari penurunan omzet 50% lebih dan juga adanya pengurangan karyawan,” sebut Ayang.

Inovasi

Untuk bangkit dari keterpurukan usahanya, Ayang terus berinovasi dengan cara mengikuti tren produk, memperbaiki digital marketing dan berkerja sama dengan influencer untuk mempromosikan produk makanannya.

Tidak jauh berbeda dengan rekan-rekannya, Isa Juarsa selaku Pengurus APKULINDO yang juga pemilik Bakso Rusuk Joss mengalami hal yang sama yakni mengalami penurunan omzet 15% hingga 20% sejak diberlakukannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jilid 2.

“Ada penurunan omzet saat diberlakukan PPKM Jilid 2 sebesar 15 hingga 20%,” ujarnya.

Baca juga: Intip Usaha Sampingan Jualan Kue Natasha Wilona, Rasanya Legit Dijamin Kualitas dan Kebersihannya

Kendati demikian, penurunan omzet ini membuat pihaknya melakukan peningkatan strategi penjualan dengan cara menggencarkan promosi melalui media sosial Instagram, iklan di media sosial hingga melakukan endorsement melalui artis dan influencer agar brand lebih dikenal publik.

Selain itu, pihaknya tengah berusaha untuk beradaptasi dengan keadaan saat ini dengan terus melakukan inovasi dan memperkuat manajemen agar kembali bangkit. Ia juga harus membuat ide baru dan membuat strategi bisnis baru.

Sebab, apabila pengusaha menyerah terhadap kondisi ini, dikhawatirkan ekonomi Indonesia akan ikut hancur. Oleh karena itu, protokol kesehatan harus dilakukan dengan baik sehingga nantinya perekonomian nasional mulai pulih dan pandemi Covid-19 mulai surut.

“Tidak boleh meratapi nasib, harus ada inovasi kalau perlu revolusi. Produk kalo mau menang harus punya value,” ujar Isa. (ril/ys)

Berita Terkait

News Update