SERANG, POSKOTA.CO.ID - Sejak menjelang akhir tahun 2020 curah hujan di sebagain besar wilayah Provinsi Banten cukup tinggi. Bahkan kecepatan angin menurut analisa Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Serang mencapai 20 Knot, yang artinya cukup tinggi.
Hal tersebut berdampak langsung kepada para nelayan di sekitar pelabuhan Karangantu, Kecamatan Kasemen, Kota Serang yang tidak bisa berlayar mencari ikan di laut.
Bahkan, salah satu nelayan di Pelabuhan Karangantu, Aco Bahrudin (50) terpaksa harus mencari pekerjaan serabutan karena sudah tiga bulan tidak bisa melaut.
"Ya, begini-begini saja pak selama tiga bulan, bantuin bos angkat-angkat barang paling," katanya saat ditemui di pelabuhan, Jumat (12/2/2021).
Baca juga: Cuaca Buruk Ganggu Aktivitas Nelayan di Indramayu
Aco yang sudah mulai melaut sejak tahun 1984 ini mengaku cuaca akhir-akhir ini memang kurang bersahabat bagi para nelayan.
Hujan lebat, petir, serta angin kencang yang hampir setiap sore datang, membuat pihak otoritas pelabuhan tidak memberikan izin kepada para nelayan untuk pergi melaut.
"Setiap mau pergi dan pulang kan kita harus laporan ke Syahbandar, izin. Kalau tidak bisa ditelpon terus nanti pas di tengah. Apalagi saya kan perahunya untuk pencarian ikan di wilayah tengah, jadi sangat beresiko kalau dipaksakan," ungkapnya.
Bapak dari dua anak ini mengungkapkan, kalau untuk perahu-perahu kecil yang ruang tangkapnya di pinggir-pinggir laut mungkin masih bisa beroperasi, karena selain resikonya yang sedikit, waktu tangkapnya juga relatif pendek.
"Kalau perahu saya kan besar pak. Sekali berlayar itu minimal dua malam sampai tiga malam di tengah laut," ujarnya.
Baca juga: Tinggi Gelombang Hingga 6 Meter, BMKG Keluarkan Peringatan Nelayan Dilarang Melaut
Namun meskipun demikian, Aco berencana akan kembali melaut setelah tahun baru Imlek ini usai. Wilayah yang akan menjadi tangkapannya di laut sekitar Lampung.
"Biasanya saya ke wilayah pulau tunda. Tapi besok ini rencananya ke Lampung, mudah-mudahan di sana banyak ikannya," ucapnya.
Menurut Aco, setiap menjelang musim Imlek cuaca memang sering hujan seperti ini. Oleh karena itu, bagi dirinya hal seperti ini sudah tidak menjadi hal baru.
"Biasanya setelah Imlek ini cuaca bagus dan banyak ikan," ucapnya.
Baca juga: Cuaca Ekstrem, Ribuan Nelayan Lebak Tak Bisa Melaut dan Hadapi Musim Paceklik
Ikan yang biasa Aco tangkap ketika melaut seperti ikan teri, cumi, kembung, lemuru dan ikan layang. Kalau untuk sekarang sedang musim teri.
"Harga jual ikan teri ke penampung itu Rp18.000/kg, sementara untuk cumi itu Rp65.000/kg. Harganya memang lagi mahal, karena nyarinya susah," ceritanya.
Dalam kurun waktu dua malam, Aco bersama rekan-rekannya bisa sampai mendapatkan ikan sebanyak 3 kintal, dengan pendapatan bersih sekitar Rp20 juta.
"Itu belum dibagi ke ABK dan bos. Kalau untuk pengeluaran operasionalnya sekitar Rp3 juta sekali melaut," tutupnya. (luthfi/kontributor/tha)