Pendapatan Penjual Kue Imlek Hancur, Pelanggan Kabur

Minggu 07 Feb 2021, 14:40 WIB
Lili Bastian, pembuat kue Imlek terpaksa harus berhenti beroperasi karena pandemi. (luthfi/kontributor)

Lili Bastian, pembuat kue Imlek terpaksa harus berhenti beroperasi karena pandemi. (luthfi/kontributor)

"Saya menjualnya perkilo. Setiap satu kilogram, biasanya saya jual Rp58.000," kata Lili.

Kue dengan bahan dasar beras ketan dan gula pasir itu memang banyak diburu ketika menjelang tahun baru Imlek. Karena pesanan yang begitu banyak, Lili biasanya mempekerjakan sekitar 16 karyawan untuk membantunya memenuhi permintaan pelanggan.

"Tapi sekarang mah saya nggak bikin mas, karena kondisinya lagi kaya gini kan. Takutnya nanti kalau saya bikin, jadi kerumunan, terus dibubarkan," katanya.

Baca juga: Pedagang Dodol China di Pasar Minggu Sepi Pembeli, Dibanding Imlek Tahun Lalu Turun 50%

Sudah dua tahun terakhir ini Lili memang tidak membuka pesanan penjualan kue keranjang. Meskipun masih ada beberapa karyawan yang bekerja, namun itu hanya untuk kebutuhan dirinya serta kerabat dekatnya saja.

Baca juga: Pemasangan Lampion di Klenteng Hian Thian Siang Tee Jakpus untuk Imlek Tahun Ini Tidak Penuh

Lili pun mengaku, sejak Pandemi Covid-19 ini merebak dua tahun lalu, usaha musimannya itu bisa dibilang dihentikan sementara, dan entah sampai kapan akan seperti ini.

"Kalau menghitung kerugian ya pasti rugilah mas, tinggal hitung saja berapa kerugian saya dari total produksi pada saat kondisi normal," ujarnya.

Meskipun Lili mengaku merasa rugi besar, namun ia tidak sama sekali menyesalinya, karena ia masih bisa tetap berjualan kue kering lainnya seperti dodol, emping, keripik dan lainnya.

"Ya mau gimana lagi, orang memang kondisinya yang mengharuskan seperti ini. Meskipun tidak membuat kue keranjang, tapi kan saya masih bisa menjalankan usaha sehari-hari saya berjualan kue," ucapnya. (luthfi/kontributor/ys)

Berita Terkait
News Update