TERJAWAB sudah wacana lockdown akhir pekan di Jakarta. Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memastikan tidak akan menerapkan lockdown di akhir pekan.
Alasannya, saat ini Pemprov DKI masih menjalankan skema PSBB seperti arahan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dari Pemerintah Pusat, yang rencananya akan kembali diperpanjang.
Alasan lain, pembatasan kegiatan dan segala protokol kesehatan yang berlaku di dalamnya harus kita jalankan bersama secara tertib setiap saat, bukan hanya di akhir pekan, dan bukan hanya di malam hari. Virusnya menyebar terus tanpa mengenal waktu.
Alasan tersebut, kami nilai sangat logis. Kami sependapat bahwa perilaku tertib harus dilakukan setiap saat, setiap hari, bukan hanya dalam waktu dua hari di akhir pekan karena lockdown diterapkan.
Ini dapat dikatakan membangun tertib masyarakat melalui proses penyadaran, bukan dengan pemaksaaan seperti memberlakukan lockdown. Dengan lockdown berarti memaksa orang tinggal di rumah, tidak melakukan aktivitas ke luar rumah, tidak ada kerumunan karena kegiatan sosial ekonomi dihentikan.
Hanya saja perilaku tertib yang dibangun dengan mengedepakan penyadaran tak semudah seperti membalikkan telapak tangan. Butuh kesabaran, proses dan waktu yang cukup panjang agar hasilnya benar- benar efektif.
Risiko ini yang perlu diantisipasi agar penambahan angka positif tidak terjadi lonjakan setelah libur akhir pekan. Bahkan, sebaiknya makin mengupayakan kasus positif menurun setelah libur akhir pekan. Ini sekaligus untuk menjawab tantangan bahwa Jakarta mampu menurunkan angka positif , tanpa harus menerapkan lockdown akhir pekan.
Jika ini terjadi, dapat dikatakan pula kesadaran masyarakat Jakarta menjalankan protokol kesehatan 3 M kian meningkat. Sebab, sudah terindikasi pertambahan kasus positif Covid- 19 terdongkrak akibat menurunnya disiplin protokol kesehatan (prokes). Sebaliknya, angka positif menurun jika disiplin 3M meningkat.
Kondisi akan teruji jika masyarakat tetap mematuhi prokes setiap saat, termasuk di akhir pekan. Meski tanpa lockdown, tidak lantas bebas berkegiatan ke luar rumah di akhir pekan, apalagi abai terhadap 3M.
Jika kita menghendaki kebijakan tanpa lockdown, berarti berupaya membatasi mobilitas, tidak bepergian di akhir pekan, jika tidak sangat perlu. (*)