USULAN lockdown akhir pekan untuk wilayah zona merah dan orange masih dalam kajian sejumlah kalangan, termasuk Pemprov DKI Jakarta dengan mengundang para ahli , pakar epidemiologi dan pihak – pihak terkait.
Kajian tentu terkait dengan dampak postif dan negatifnya jika lockdown diterapkan di Jakarta pada akhir pekan (Sabtu dan Minggu).
Dampak positifnya untuk lebih menekan angka penularan kasus positif, sedangkan sisi negatifnya lebih kepada masalah ekonomi.
Tentu akan dikaji sejauh mana efek negatif yang bakal terjadi, dan seberapa jauh lockdown mampu menekan angka penularan.
Kita memahami, usulan lockdown tak lepas dari kian meningkatnya kasus postif dari hari per hari. Penambahan kasus cenderung meningkat.
Mengapa dipilih akhir pekan? Jawabnya Sabtu dan Minggu adalah liburan akhir pekan. Sementara kita tahu, momen musim liburan panjang beberapa waktu sebelumnya ditengarai menjadi pemicu meningkatnya kasus positif.
Saat musim liburan mobilitas penduduk meningkat. Banyak warga bersama anggota keluarganya bepergian ke luar kota. Terjadilah kerumunan skala kecil (keluarga) hingga kerumunan besar di tempat – tempat rest area, kawasan kuliner, dan tempat wisata lainnya.
Melakukan perjalanan sekeluarga acap dilakukan pula pada libur akhir pekan,seperti ke mall, restoran atau tempat wisata lainnya. Dengan lockdown diharapkan tak ada lagi aktivitas yang berpotemsi menimbulkan kerumunan.
Kita memaknai lockdown adalah menutup mobilitas penduduk baik keluar atau masuk di kawasan tertentu.
Sebut saja jika lockdown diterapkan di Jakarta pada akhir pekan, maka selama akhir pekan dimaksud, seluruh penduduk Jakarta wajib tetap tinggal di rumah, tidak dibolehkan meninggalkan rumah untuk pergi ke mall atau kawasan kuliner atau ke tempat umum lainnya. Penduduk luar Jakarta juga dilarang memasuki wilayah Jakarta.
Dengan lockdown berarti tidak ada pergerakan masyarakat ke luar rumah. Artinya kegiatan sosial ekonomi terhenti. Mall, pasar, pusat perbelanjaan atau tempat – tempat umum lainnya tidak beroperasi alias tutup.
Yang perlu diantisipasi adalah lonjakan permintaan bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan selama lockdown diberlakukan. Dua hari tidaklah lama, tetapi berbagai kemungkinan harus diantisipasi.
Jika Jakarta lockdown berarti pula angkutan umum seperti KRL, bus lingkar Jabodetabek, tidak beroperasi. Inilah yang perlu dirumuskan bersama dengan daerah penyangga ibu kota. ( *)