KASUS Covid-19 di Indonesia belum menunjukkan tanda-tanda menurun secara signifikan. Sebaliknya angka penularan terus menjulang. Beberapa daerah yang berkontribusi besar dalam penambahan angka kasus positif Covid-19 antara lain DKI Jakarta, Provinsi Jabar, Jatim dan Jateng.
Virus corona sudah menyebar ke 34 provinsi di Indonesia. Nyaris tak ada daerah yang steril dari virus mematikan asal Wuhan, Tiongkok tersebut. Data terakhir, Rabu (4/2/2021) kasus terkonfirmasi positif mencapai 1.111.671, angka kesembuhan 905.665 kasus, sedangkan jumlah pasien meninggal dunia sudah menembus angka 30.770.
Pemerintah terus menggencarkan kampanye protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak), sebagai upaya preventif pencegahan penularan virus corona. Selain juga menggenjot 3T (Tracing, Testing dan Treatment) guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Badan kesehatan dunia WHO menyebut penyakit ini belum ada obatnya.
Baca juga: Membangun Kesadaran dengan Sanksi
Langkah yang bisa dilakukan saat ini adalah memutus rantai penularan. Ini tak bisa dilakukan secara parsial karena kasus Covid-19 tersebar secara sporadis. Dibutuhkan gerakan masif melibatkan seluruh elemen masyarakat di seluruh Indonesia.
Pemerintah melalui Satgas Penanggulangan Covid-19, Rabu (4/2/2021) membentuk Pos Komando (Posko) Desa Tanggap Covid-19 secara nasional. Gerakan ini melibatkan unsur TNI, Polri, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat dan elemen lainnya. Tujuannya, mengoptimalkan peran perangkat pemerintah dan masyarakat hingga tingkat RT/RW di 34 provinsi untuk bersama-sama melawan Covid-19.
Posko Desa Tanggap Covid-19 harus diapresiasi dan didukung. Karena dengan terbentuknya tim satgas hingga tingkat mikro, penerapan protokol kesehatan di tengah masyarakat akan lebih terkontrol. Selain itu gerakan 3T (Tracing, Testing dan Treatment) juga bisa lebih cepat. Di tingkat lokal, Jakarta sudah lebih dulu membentuk gerakan Kampung Tangguh.
Baca juga: Bela Negara Melawan Covid
Pandemi Covid-19 hingga kini belum ada tanda-tanda penurunan. Itu sebabnya dibutuhkan gerakan kolektif dalam mengatasi pandemi. Tanpa ada gerakan bersama, kepedulian, dan tekad yang sama, maka akan semakin lama kita dikungkung virus corona, roda kehidupan berjalan tidak normal dan ekonomi kian terpuruk. **