ADVERTISEMENT

Pak Cik Pak Pak Preman Preman

Rabu, 3 Februari 2021 09:45 WIB

Share
Pak Cik Pak Pak Preman Preman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

IKANG Fawzi pernah menggoyang jagat musik di Tanah air dengan lagu­nya Preman. Dengan lokasi di Ibukota Jakarta yang dikenal dengan Metropo­litan.

Dengan lincah roker keren tersebut meneriakkan kalimat; Pak cik pak pak Preman, preman!  Apa yang disampaikan tentang kegelisahan anak muda pada zamannya. Mereka juga ingin hidup tentram dan damai. Tapi keadaan yang membuat mereka harus jadi ‘preman’, karena pekerjaan sulit dan keadan lain yang membuat me­reka  terjebak dengan kehidupan kota Metropolitan yang hingar bingar.

Namun pada waktu itu, tahun 70-80 an sebagian anak muda mengambil gaya preman hanya sebagai gaya hi­dup. Mereka bosan dengan kehidupan mewah dalam keluarga dsb. Lalu muncullah gaya Ali Topan. Anak muda keren dan urakan tersebut lebih suka menggelandang di jalanan. Dengan bahasa preman atau prokem sebagai komunikasi, dan berteman dengan siapa saja, miskin kaya, tanpa pandang bulu.

Baca juga: Belajar dari Cerita Legenda

Namun, belakangan tindakan preman sebagian ada yang menjurus kepada kejahatan. Lihat saja, kelompok ini itu bersaing, rebutan lahan dan wilayah yang ada uangnya, disertai dengan tawuran.

Malah geng motor yang nggak jelas juntrungannya. Nggak boleh melihat ada oang muda lain naik motor langsung saja dibabat dengan senjata tajam yang mereka bawa. Kayak perang di zaman dunia persilatan. Tawuran di mana-mana.

Tapi, sudah sedemikian parahkah sepak terjang preman di negeri ini? Buktinya anak-anak setingkat sekolah dasar saja mereka sudah mengerti tentang preman. Bahkan, kayaknya  mereka gregetan, marah dan muak.

Baca juga: Kurangi Nongkrong Bareng

Oleh sebab itu mereka tak mau lagi adanya preman di negeri tercinta ini. Hal ini terbukti ketika seorang siswa SD punya cita-cita jadi TPP. “Tim pemburu preman!” katanya pada Ganjar Pranowo,dan membuat Gubernur Jateng itu terbahak.

Ya, bersyukurlah ketika petugas juga cepat tanggap, melibas para preman nggak peduli siapa mereka, pokoknya nggak pandang bulu. Sikat terus tanpa ampun. Apalagi komandan baru, Kapolri baru diharapakan sepak-terjangnya nggak diragukan lagi. Jangan lupa tindak tegas dan terukur. Bukan begitu Pak Sigit? Siap Komandan.

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Yulian Saputra
Editor: Yulian Saputra
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT