ADVERTISEMENT

Diduga Terlibat Kudeta AHY, Demokrat: Moeldoko Lebih Baik Fokus Urus Pendemi Covid-19

Rabu, 3 Februari 2021 12:04 WIB

Share
Diduga Terlibat Kudeta AHY, Demokrat: Moeldoko Lebih Baik Fokus Urus Pendemi Covid-19

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra ikut angkat bicara soal posisi Moeldoko terkait isu ingin mengambil alih Ketua Umum Partai Demokrat (PD) sekaligus Calon Presiden 2024.

Herzaky mengatakan, jabatan Kepala Staf Presiden yang diemban harus menjadi batasan Moeldoko dalam bertindak. Sebab, kata Herzaky, sebagai pejabat negara terpenting yang harus dilakukan Moeldoko saat ini ialah berfokus pada penanganan pandemi Covid-19.

"Pak Moeldoko itu siapa? Pak Moeldoko itu KSP, stafnya presiden. Tugasnya sekarang membantu presiden menyelesaikan pandemi dan krisis ekonomi. Jangan malah disibukkan untuk memikirkan pencapresan," ujar Herzaky dalam keterangannya, Rabu (3/2/2021).

Baca juga: Pengamat: AHY Membawa-bawa Istana Terkait Isu Kudeta Ketum Demokrat, Tidak Hati-hati Bisa Jadi Bumerang

Ia menyebut, kasihan rakyat, lagi pandemi kok malah memikirkan pencapresan. Kasihan presiden yang membutuhkan bantuan semua pihak untuk menangani krisis pandemi dan ekonomi.

Herzaky mengatakan, upaya dari gerakan kudeta yang menginginkan Moeldoko mengambil alih posisi ketua umum dari Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) melalui Kongres Luar Biasa. Ia mengatakan cara seperti itu sebelumnya tidak pernah ada.

"Dulu, hal itu tidak ada. Bapak SBY duduk sebagai Dewan Pembina. Jadi, kalau KSP Moeldoko mau menjadi capres melalui Partai Demokrat, ya bikin kartu tanda anggota dulu sebagai kader Partai Demokrat. Jangan tiba-tiba ingin menjadi ketua umum, apalagi melalui Kongres Luar Biasa. Itu saja sudah salah besar. Itu inkonstitusional," tuturnya.

Baca juga: Senior Partai Demokrat Luruskan Pernyataan AHY Bahwa KLB Itu Sesuai Konstitusi Partai

Herzaky memberikan saran, dalam situasi pandemi seperti ini, orang-orang yang diberi amanah dan jabatan oleh Bapak Presiden, harus lah fokus bekerja untuk membantu rakyat.

"Jangan dulu bicara capres-capresan. Kasihan Presiden. Jangan sampai amanah yang sudah diberikan, dibalas air tuba," ucapnya. (rizal/tha)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT